TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengakui adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sektor industri tekstil. Bahlil menyebut PHK itu disebabkan perpindahan pabrik, penutupan pabrik karena mesinnya tua dan tingginya biaya produksi.
Kendati begitu, Bahlil meminta masyarakat tidak sedih. Sebab, ada industri baru yang tumbuh karena ada investasi. Misalnya, kehadiran pabrik sepatu di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah. Ia mengklaim pabrik sepatu di kawasan industri yang diresmikan Presiden Jokowi pada Jumat, 26 Juli 2024, itu menyerap lebih dari 2.000 tenaga kerja.
"Tidak usah sedih," kata Bahlil di Kementerian Investasi, Senin, 29 Juli 2024. "Ada (industri) yang pergi, ada yang datang."
Di sisi lain, Bahlil juga menyebut gulung tikarnya industri tekstil menjadi tantangan yang dihadapi saat ini. Ia pun mengatakan perlunya ada insentif dari pemerintah agar industri bisa tetap bertahan. Ia juga mengusulkan agar perbankan ikut ambil peran. Misalnya, membantu pembiayaan peremajaan mesin.
Bangkrutnya industri tekstil menjadi topik dalam beberapa bulan terakhir. Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) Nandi Herdiaman menyatakan 60 persen industri tekstil dan produk tekstil (TPT) anggotanya yang merupakan industri kecil menengah (IKM), kini tak lagi beroperasi. Penyebabnya, kata dia, banjir impor tekstil ke dalam negeri sepanjang dua tahun terakhir.
Selanjutnya: “Pasar dalam negeri kita, baik offline maupun online, disikat semua oleh produk impor...."