TEMPO.CO, Jakarta - Adidas menghadapi reaksi keras dan seruan boikot yang terus meningkat setelah raksasa pakaian olahraga Jerman itu mencoret model Amerika-Palestina Bella Hadid dari kampanye iklan terbarunya.
Pencoretan itu terjadi setelah muncul kritik dari Israel karena Hadid telah lama vokal tentang hak-hak Palestina. Adidas mengontrak Hdid untuk kampanye sepatu retro yang merujuk pada Olimpiade Munich 1972.
Hadid telah menyewa tim hukum sebagai tanggapan atas insiden tersebut, menurut Daily Mail.
Pada 21 Juli 2024, Adidas meminta maaf atas "kekesalan atau tekanan yang disebabkan" oleh kampanye iklannya.
Setelah keputusan perusahaan tersebut, pengguna media sosial bersatu untuk membela Hadid, menyerukan pemboikotan produk Adidas.
"Bella Hadid adalah pahlawan! Semoga @adidas akan menderita karena pemboikotan," kata seorang pengguna.
Menanggapi hal tersebut, pengguna lain berkata, "Maaf teman-teman, saya tidak membeli Adidas karena perlakuan mereka yang tidak bernyali terhadap Bella Hadid."
"Setelah kasus Bella Hadid, kami akan mengucapkan selamat tinggal @adidas. Mereka yang mendorong penjahat genosida tidak boleh mendapatkan uang sepeser pun dari uang yang kita peroleh dengan jujur. Boikot orang Arab dan pro-Palestina sedang menjadi gempa bumi bagi Starbucks dan McDonald's ... Adidas, adios!” komentar pengguna lain.
Berbicara kepada Anadolu, komentator politik Inggris Sami Hamdi menyoroti dampak boikot terhadap perusahaan lain yang dianggap mendukung Israel saat melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza.
“McDonald's, Starbucks, KFC, dan merek lain sudah merasakan dampak gerakan boikot di negara-negara mayoritas Muslim, dengan banyak dari merek ini terpaksa menutup sejumlah cabang. Sudah ada seruan untuk memboikot Adidas dengan cara yang sama,” katanya.
Dalam kasus merek pakaian olahraga tersebut, Sami Al-Arian, seorang aktivis Palestina, mengatakan kepada Anadolu bahwa merek tersebut bersalah karena “menargetkan selebritas dan orang terkenal yang mendukung perjuangan Palestina.”
“Saya pikir bisa saja ada boikot terhadap produk Adidas, di mana mereka harus belajar dengan cara yang sulit dengan menargetkan keuntungan mereka sendiri karena mereka lebih memilih keuntungan daripada prinsip,” kata Al-Arian, direktur Pusat Islam dan Urusan Global (CIGA) di Universitas Zaim Istanbul.
Menurutnya, tindakan Adidas dan perusahaan multinasional lainnya telah memicu kemarahan di dunia Arab dan Muslim karena menargetkan selebritas pro-Palestina dan pro-boikot.
Sikap yang diambil oleh banyak selebritas ini adalah masalah prinsip terhadap ideologi yang “supremasis dan rasis dan untuk keuntungan kelompok tertentu agar mendominasi kelompok lain.”
“Bagi perusahaan-perusahaan seperti itu, untuk mendukung rezim Israel dan Zionis ini, mereka harus membayar harga dan harga itu harus merugikan kantong mereka sendiri, di mana keuntungan yang mereka hasilkan dari dunia Muslim yang berpenduduk lebih dari 1,8 miliar orang, yang merupakan pasar besar bagi mereka, perlu ditargetkan, dan boikot terhadap Adidas harus menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan ini.”
Berikutnya: Berdampak di Indonesia dan Malaysia