1. Pilih Perusahaan Sekuritas
Langkah pertama ialah memilih perusahaan sekuritas. Perusahaan ini merupakan perantara kegiatan jual-beli saham dan membantu proses pembukaan rekening pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan digunakan untuk bertransaksi saham. Pastikan Anda memilih perusahaan sekuritas yang legal dan telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Buka Rekening Dana Nasabah
Rekening Dana Nasabah (RDN) merupakan rekening yang harus dimiliki oleh semua investor untuk bertransaksi jual-beli di pasar modal. RDN disebut juga rekening dana investasi karena dapat digunakan untuk penjualan dan pembelian efek berupa investasi saham, reksa dana, obligasi, dan lainnya.
Cara membuka RDN mudah. Anda hanya perlu menyiapkan dokumen seperti KTP dan NPWP bagi WNI atau paspor untuk WNA, fotokopi bagian depan buku tabungan, serta dua lembar materai. Kemudian, isi formulir sebelum menyetorkan deposit awal pada RDN. Nilai awal setoran sekuritas umumnya Rp 100 ribu hingga Rp 3 juta.
Perlu diketahui, untuk bisa membeli saham secara online atau daring, Anda harus menggunakan aplikasi milik sekuritas yang juga berfungsi memantau pergerakan saham dan portofolio investor. Anda juga bisa membeli saham secara online dengan menggunakan aplikasi investasi, seperti Bibit, Bions, atau Ajaib.
3. Teliti Saham yang Ingin Anda Beli
Ada 853 emiten yang menawarkan sahamnya kepada publik di pasar modal, seperti Bank BCA atau Gojek Tokopedia (GOTO). Langkah pertama yang harus dilakukan oleh investor pemula adalah meneliti perusahaan. Pastikan Anda telah mempelajari laporan keuangan dan prospektus perusahaan tersebut.
Cobalah mencari tahu kinerja perusahaan tersebut selama tiga bulan terakhir di situs web mereka atau BEI. Manajemen perusahaan yang tercatat di bursa efek wajib menjelaskan performa bisnis mereka. Temukan emiten yang membukukan kinerja stabil dan konsisten mencetak laba bersih.
Selanjutnya: 4. Tentukan Berapa Banyak Saham yang akan Dibeli....