Sementara itu, penerimaan kepabeanan dan cukai 2024 diperkirakan sebesar Rp 296,5 triliun atau tumbuh 3,5 persen dibandingkan tahun lalu, yakni Rp 286,3 triliun. Akan tetapi, penerimaan kepabeanan dan cukai diprediksi kurang dari target APBN 2024, yaitu Rp 321 triliun.
Sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diperkirakan naik 10,4 persen. Pada 2023, realisasi PNBP tercatat Rp 612,5 triliun, sementara pada 2024 diperkirakan Rp 549,1 triliun. Kemudian, penerimaan hibah pada 2024 diproyeksikan sebesar Rp 34,9 triliun.
Dia menambahkan, pemerintah akan menggunakan Sisa Anggaran Lebih atau SAL sebesar Rp 100 triliun dan penerbitan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 214,6 triliun. Keduanya digunakan untuk membiayai defisit APBN 2024 yang membengkak.
"Meskipun defisitnya naik, penerbitan SBN-nya tidak naik, malah justru lebih rendah Rp 214,6 triliun. Inilah sebetulnya kenapa tahun 2022-2023 kami mampu mengumpulkan SAL cukup besar, dipakai pada saat situasi seperti sekarang," katanya.
Kendati demikian, Sri Mulyani optimistis bahwa penerimaan negara pada semester II 2024 bisa kembali bangkit. "Kemudian kita bisa tumbuh tipis di semester II," katanya.
Pilihan Editor: Rencana Bea Masuk 7 Barang Impor, Zulhas: KPPI dan KADI Sedang Selidiki Impor 3 Tahun Terakhir