Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Walhi Sindir Yusril Ihza Mahendra yang Ikut Menambang Pasir Laut untuk Ekspor ke Singapura

image-gnews
Yusril Ihza Mahendra. TEMPO
Yusril Ihza Mahendra. TEMPO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Sekretaris Negara era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, Yusril Ihza Mahendra, diketahui memiliki sebuah perusahaan yang turut mendaftar dalam proyek tambang pasir laut. Perusahaan yang dimiliki Yusril bernama PT Gajamina Sakti Nusantara, merupakan salah satu dari 65 perusahaan yang antre untuk izin penambangan itu.

Setelah masyarakat mengetahui bahwa Yusril ikut dalam kegiatan penambangan pasir laut, hal itu menuai banyak kritik dari beberapa pihak. Salah satunya yakni Manajer Kampanye Pesisir Laut dan Pulau Kecil Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Parid Ridwanuddin. 

Dia mengkritik keras niat Yusril melibatkan perusahaannya untuk melakukan penambangan pasir laut. Parid menyarankan agar Yusril lebih baik menjadi Perdana Menteri Singapura.

"Nah terus soal Yusril, ini bagusnya dia jadi Perdana Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Singapura aja tuh," kata Parid saat dihubungi Tempo melalui saluran telepon pada Jumat, 04 Oktober 2024. 

Parid menjelaskan alasan dirinya menyarankan Yusril untuk menjadi Perdana Menteri Hukum dan HAM Singapura. Ia mengatakan, Yusril lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan Singapura daripada kebutuhan di dalam negeri terkait pasir laut. 

"Kalau dia (Yusril) bilang, Singapura butuh. Udah bagus kalau gitu Anda jadi Perdana Menteri Hukum dan HAM Singapura aja, jangan di Indonesia. Soalnyakan Anda bilang Singapura butuh," ujarnya.

Menurut Parid, Yusril tidak mencerminkan sosok tokoh yang memahami makna dan arti dari HAM. Sebab, kata dia, sejak disahkannya peraturan ekspor pasir laut, regulasi itu tidak melihat kondisi masyarakat pesisir pantai yang terdampak penambangan itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Itu mencerminkan dia (Yusril) tidak mengerti HAM masyarakat pesisir yang hancur lautnya itu," tutur Parid.

Lebih lanjut, ia menuturkan, pernyataan yang diungkapkan Yusril tentang kebutuhan Singapura, dinilai tidak memihak rakyat Indonesia. Parid mengatakan, wilayah laut juga dibutuhkan nelayan di Indonesia.

"Kalau dia bilang Singapura butuh, emang Indonesia gak butuh? Itu masyarakat pesisir yang bergantung sama laut juga butuh Pak," ucap dia.

Menurutnya, jika Yusril menjadi Perdana Menteri Hukum dan HAM Singapura, justru berdampak baik. Parid berujar, apabila Yusril memiliki keinginan untuk menjadi Perdana Menteri Singapura, maka hal tersebut kemungkinan diterima.

"Kalau gitu bilang aja suruh jadi Menkum HAM di Singapura. Itu akan lebih diterima di sana mungkin. Gitu aja," ujar Parid.

Pilihan Editor: Perusahaan Adik Prabowo Subianto Ikut Daftar Calon Penambang Pasir Laut

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WALHI Desak Kejaksaan Agung Usut Dugaan Korupsi Proyek Pemutihan Sawit

5 jam lalu

Petugas Jampidsus memindahkan box  bertuliskan Biro Hukum 1 saat penggeledehan Kantor KLHK oleh Jampidsus Kejagung, Kantor KLHK, Bendungan Hilir, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024. Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) digeledah Penyidik Jampidsus Kejaksaan Agung (Kejagung).  TEMPO/Ilham Balindra
WALHI Desak Kejaksaan Agung Usut Dugaan Korupsi Proyek Pemutihan Sawit

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mendesak Kejaksaan Agung mengusut tuntas dugaan korupsi tata kelola Proyek Pemutihan Sawit dalam Kawasan Hutan.


Celios Sebut Ekspor Pasir Laut akan Rugikan PDB Rp 1,22 Triliun, Ini Alasannya

5 jam lalu

Sebuah kapal tunda menarik tongkang berisi pasir laut. Langkah pemerintah membuka kembali ekspor pasir laut menuai polemik. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
Celios Sebut Ekspor Pasir Laut akan Rugikan PDB Rp 1,22 Triliun, Ini Alasannya

Center of Economic and Law Studies (Celios) memprediksi ekspor pasir laut justru akan menyebabkan kerugian Rp 1,22 triliun. Ini alasannya.


Ini Gaji Rata-rata di Singapura, Pegawai Pria Dapat Lebih Banyak?

6 jam lalu

Taman Merlion, Singapura. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Ini Gaji Rata-rata di Singapura, Pegawai Pria Dapat Lebih Banyak?

Gaji rata-rata di Singapura Rp62 juta per bulan sebelum potongan CPF (semacam tabungan perumahan) dan pajak pribadi.


Terkini: Aplikasi Temu 3 Kali Gagal Daftar Merek di Indonesia, Aturan tentang Jaminan Ojol Diminta Segera Disahkan?

9 jam lalu

Aplikasi Temu. Tempo/Fardi Bestari
Terkini: Aplikasi Temu 3 Kali Gagal Daftar Merek di Indonesia, Aturan tentang Jaminan Ojol Diminta Segera Disahkan?

Aplikasi Temu telah tiga kali berusaha mendaftarkan merek di Indonesia. Bahkan pada 22 Juli 2024, aplikasi Temu sempat mengajukan pendaftaran ulang.


Profil PT Gajamina Sakti Nusantara, Perusahaan Yusril Ihza yang Ikut Menambang Pasir Laut

13 jam lalu

Ilustrasi pengerukan pasir laut. Shutterstock
Profil PT Gajamina Sakti Nusantara, Perusahaan Yusril Ihza yang Ikut Menambang Pasir Laut

KKP menyatakan ada 66 perusahaan sedang antri mengurus perizinan pengelolaan pasir laut. Salah satu perusahaan itu milik Yusril Ihza Mahendra, PT Gajamina Sakti Nusantara.


Ini Rencana Mega Proyek Singapura yang Akan Butuhkan Pasir Laut Indonesia

15 jam lalu

Salah satu pantai di Coney Island, Singapura (Mila/TEMPO)
Ini Rencana Mega Proyek Singapura yang Akan Butuhkan Pasir Laut Indonesia

Singapura saat ini tengah merencanakan berbagai proyek reklamasi yang akan membutuhkan pasokan pasir laut dari Indonesia.


Mahasiswa National University of Singapore Ditemukan Tewas di Gedung Asrama

15 jam lalu

Merlion Park.
Mahasiswa National University of Singapore Ditemukan Tewas di Gedung Asrama

Mahasiswa National University of Singapore (NUS) ditemukan tewas dalam sebuah kamar asrama kampus pada Kamis, 3 Oktober 2024.


Rekam Jejak PDIP Jadi Partai Oposisi di Luar Pemerintahan SBY

1 hari lalu

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri memimpin pengumuman nama calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024. Kepala Daerah yang diusung PDIP pada Pilkada 2024 berasal dari 169 daerah dengan rincian 6 provinsi, 151 kabupaten, dan 12 kota. TEMPO/Ilham Balindra
Rekam Jejak PDIP Jadi Partai Oposisi di Luar Pemerintahan SBY

PDIP pernah menjadi partai oposisi di luar pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bagaimana kiprahnya?


Diminta Awasi Tambang Pasir Laut, Ini Jawaban KPK

1 hari lalu

Jubir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tessa Mahardika dan Budi Prasetyo. (Tempo/Leni)
Diminta Awasi Tambang Pasir Laut, Ini Jawaban KPK

Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tessa Mahardika, mengatakan belum mendapat info permintaan pengawasan tambang pasir laut.


Jusuf Kalla Ungkap Tiga Sosok yang Bisa Hentikan Konflik Israel-Palestina, Siapa Mereka?

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla menghadiri penganugrahan penghargaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Jusuf Kalla Ungkap Tiga Sosok yang Bisa Hentikan Konflik Israel-Palestina, Siapa Mereka?

Jusuf Kalla menyebut tiga tokoh utama yang bisa menghentikan konflik Israel-Palestina antara lain Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu