Lebih lanjut, Shelvy mengatakan untuk memperkuat reservasi tiket secara daring, ASDP merancang program Say No to Calo yang bertujuan melindungi pengguna jasa dari praktik percaloan.
Ia menilai kehadiran calo berdampak negatif terhadap pelayanan prima di pelabuhan, di antaranya ketidaknyamanan penumpang karena mendapatkan tiket dengan harga yang melambung sangat tinggi dari harga resmi.
"Selain itu, banyak pengguna jasa melaporkan yang mengalami kerugian saat membeli tiket via calo karena boarding pass tidak dapat digunakan saat masuk ke pelabuhan. Hal ini tentu menjadi perhatian kami untuk dibenahi," tutur Shelvy.
Untuk itu, lanjut Shelvy, ASDP meningkatkan patroli di pelabuhan dan menerapkan sistem geofencing yang memastikan pembelian tiket hanya bisa dilakukan melalui loket resmi dan aplikasi Ferizy.
Dia menegaskan, hanya penumpang dengan tiket resmi yang dapat masuk ke area pelabuhan, berkat filterisasi ketat di titik masuk.
ASDP juga mempermudah pembelian tiket melalui layanan tiket online Ferizy karena saat ini sudah tidak ada lagi penjualan tiket di pelabuhan. Pemesanan tiket feri bisa dilakukan hingga 60 hari sebelum keberangkatan lewat aplikasi Ferizy.
"Dengan komitmen kuat dari ASDP dan partisipasi aktif dari para pengguna jasa, mari bersama-sama ciptakan pelabuhan yang bebas calo, aman, dan nyaman bagi semua," kata Shelvy.
ANTARA
Pilihan Editor: Jokowi Lanjutkan Insentif Harga Gas untuk 7 Industri