“Ketiga, seperti yang dibilang Bu Sri Mulyani, masalah persepsi sustainabilitas fiskal ke depan, itu membuat sentimen kemudian menjadi tekanan nilai tukar rupiah,” kata Perry usai rapat.
Perry meyakini secara fundamental tren rupiah akan kembali menguat karena inflasi rendah dan pertumbuhan yang baik. Gubernur BI akan terus intervensi ke pasar uang, menarik portofolio asing ke dalam negeri, hingga mengukur harga saham.
Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis sore, 20 Juni 2024, rupiah mengakhiri perdagangan dengan turun 0,40 persen atau 65 poin ke posisi Rp 16.430 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau naik 0,24 persen ke posisi 105,132.
Ketika ditemui dalam kesempatan terpisah di Istana Kepresidenan Jakarta, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persepsi kesinambungan fiskal harus dikaitkan dengan pembahasan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dengan DPR.
“Selama ini masih sangat positif ya. Asumsi makro, terkait pertumbuhan, inflasi, surat berharga, kurs, kemudian harga minyak, dan lifting minyak. Dan juga size dari sisi penerimaan belanja dan defisit. Jadi selama ini, kita membahasnya sangat open, transparan dengan DPR,” kata Sri Mulyani.
Pilihan Editor: Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Menumpuk Akibat Gangguan Server Pusat Data Nasional