Penyaluran KUR BTN mencapai Rp 387 miliar, melonjak 78,1 persen secara tahunan. Kemudian, penyaluran KRING bertumbuh 30,7 persen secara tahunan menjadi Rp 572 miliar. BTN juga telah menyalurkan KAR sebesar Rp 525 miliar, meningkat 16,5 persen secara tahunan.
Di tengah pertumbuhan kredit yang pesat, Nixon menegaskan kualitas kredit BTN tetap terjaga baik. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross menjadi 3 persen pada kuartal I 2024. Pada periode yang sama tahun lalu, besarannya 3,5 persen.
Selain itu, rasio loan at risk (LAR) juga tercatat menurun ke level 21,6 persen dari yang sebelumnya 24,2 persen pada tahun lalu. “Pada saat yang sama, kami meningkatkan coverage NPL menjadi 152,8 persen dari sebelumnya 145,9 persen pada kuartal I 2023."
Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 11,9 persen menjadi Rp 357,7 triliun pada kuartal I 2024. Pertumbuhan ini masih melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan pada Februari 2024 yang tercatat sebesar 3,8 persen secara tahunan. Dari total DPK tersebut, porsi dana murah Current Account Savings Account (CASA) mencapai 49,9 persen pada kuartal I 2024.
Pertumbuhan DPK juga ditopang salah satunya oleh meningkatnya jumlah pengguna aplikasi BTN Mobile dan transaksi yang dilakukan. Hingga akhir Maret 2024, jumlah pengguna aktif BTN Mobile mencapai 1,4 juta. Nilai transaksi mencapai Rp 20,5 triliun hingga akhir kuartal I 2024 atau tumbuh sebesar 60,1 persen secara tahunan.
Peningkatan transaksi di BTN Mobile turut menyumbang pendapatan berbasis biaya atau fee based income (FBI) pada kuartal I 2024 yang mencapai Rp 686 miliar. Angkanya naik 14,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023, yakni Rp 565 miliar.
Dengan ditopang pertumbuhan kredit dan DPK yang solid, total aset BTN tumbuh 13,1 persen secara tahunan menjadi Rp 454 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, total aset senilai Rp 401,5 triliun.
Pilihan Editor: Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun