Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rupiah Terus Melemah, Apa Dampaknya?

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

Pelemahan rupiah yang terus berlanjut akan memberikan dampak langsung pada sektor-sektor yang banyak melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan input produksi seperti industri makanan dan minuman, farmasi, dan kimia.

Merespons pelemahan rupiah yang terjadi belakangan, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) pun berharap BI dapat segera melakukan intervensi untuk memulihkan nilai tukar rupiah sehingga dampak terhadap sektor mamin tidak terlalu berat.

Pasalnya, harga pokok produksi dan biaya logistik di sektor makanan dan minuman turut terpengaruh akibat pelemahan rupiah. Hal ini karena pelaku usaha memerlukan banyak bahan baku yang harus diimpor.

Di sisi lain pada sektor perbankan, fluktuasi nilai tukar yang moderat tidak memberi pengaruh signifikan terhadap bisnis pelaku industri perbankan.

Dari pihak perbankan, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, menyampaikan keyakinannya bahwa regulator dan pemerintah selalu merespons pergerakan nilai tukar rupiah yang terjadi secara terukur, sehingga hal tersebut tidak berpengaruh negatif terhadap industri perbankan.

Apabila pelemahan rupiah terus berlanjut, bank-bank yang memiliki portofolio bisnis luar negeri dalam porsi besar atau terkait kegiatan treasury, trade financing, dan international banking yang berhubungan erat dengan valas, kemungkinan akan merasakan dampaknya secara langsung.

Namun data terakhir menunjukkan, eksposur neto untuk valas di perbankan masih terbilang kecil dengan rasio posisi devisa neto (PDN) yang sebesar 1,44 persen di akhir tahun 2023 atau masih jauh di bawah ambang batas atau threshold 20 persen.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abdul Manap Pulungan, menilai penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) valas terhadap total DPK di industri perbankan saat ini juga masih relatif rendah. Begitu pula dari sisi penyaluran kredit dalam valas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oleh sebab itu, industri perbankan tidak terkena dampak signifikan atas pelemahan rupiah yang terjadi belakangan dan laba bank juga tidak ikut tergerus. Namun risiko lain juga bisa muncul, yaitu peningkatan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) pada bank-bank yang menyalurkan kredit valas dalam porsi besar, terutama ke sektor-sektor yang rentan terhadap pelemahan ekonomi global.

Suku bunga acuan BI-Rate naik?

Belakangan ini, muncul opsi terbuka untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI-rate. Dengan menaikkan suku bunga acuan, diharap dapat menahan laju pelemahan rupiah agar tak terperosok semakin dalam.

Apalagi, ketidakpastian di pasar keuangan global saat ini masih sangat tinggi dan dapat dengan cepat berubah drastis. Kondisi geopolitik dan antisipasi rilis beberapa data di AS pun menjadi sangat penting dan berpengaruh.

Namun, ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan periode 2014-2016,  Bambang Brodjonegoro, menilai keputusan untuk menaikkan BI-rate bukanlah langkah yang tepat mengingat penguatan dolar AS terjadi terhadap hampir semua mata uang negara lainnya.

Sedangkan Faisal, ekonom dari PermataBank, memandang bahwa langkah untuk menaikkan suku bunga acuan akan menjadi opsi terakhir bagi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen pada Maret lalu. Pada pekan depan atau pada 23-24 April 2024, BI dijadwalkan kembali menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang salah satunya untuk menetapkan besaran suku bunga acuan.

BI, sebagai bank sentral yang mengatur kebijakan moneter di Indonesia, sebenarnya memiliki langkah andalan untuk menahan laju pelemahan rupiah salah satunya yaitu dengan melakukan intervensi rangkap tiga atau triple intervention.

Untuk menjaga kestabilan rupiah kali ini, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI, Edi Susianto, mengatakan bahwa BI menjaga keseimbangan supply-demand valuta asing di pasar melalui triple intervention yang dilakukan terutama di spot dan domestic non-deliverable forward (DNDF).

Selain itu, BI juga meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong aliran modal asing atau capital inflow seperti lewat daya tarik Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan hedging cost.

Faisal, ekonom PermataBank, menilai bahwa langkah-langkah dilakukan BI saat ini sudah tepat karena bank sentral itu memiliki amunisi yang cukup kuat untuk melakukan intervensi.

Amunisi BI

Untuk menahan pelemahan rupiah lebih lanjut, Bl juga sebenarnya masih mempunyai amunisi yang cukup banyak dan kuat ditopang oleh cadangan devisa yang masih terbilang relatif tinggi sehingga Bl masih bisa akan terus masuk dan melakukan intervensi ke pasar.

Menurut BI, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 tetap tinggi sebesar 140,4 miliar dolar AS meski menurun dibandingkan posisi pada akhir Februari 2024 sebesar 144,0 miliar dolar AS.

BI pun menilai, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Di sisi lain, upaya menjaga kestabilan rupiah secara berkelanjutan tak hanya dititikberatkan pada otoritas moneter. Yang tak boleh terlewatkan, upaya penguatan rupiah kembali perlu didukung oleh langkah-langkah strategis pemerintah.

Dalam hal ini, pemerintah harus menjaga inflasi dengan menurunkan inflasi pangan. Sebagaimana diketahui, inflasi pangan merupakan faktor penyebab inflasi Indonesia yang saat ini kembali dalam tren meningkat.

Dengan inflasi yang dapat dijaga stabil dan rendah, maka real return dari instrumen keuangan Indonesia akan cenderung lebih menarik bagi investor asing. Posisi ini baik bagi Indonesia saat banyak negara masih berjuang dengan inflasi yang tinggi di atas target.

ANTARA

Pilihan Editor Fakta Erupsi Gunung Ruang: Ancaman Tsunami sampai Belasan Penerbangan di Manado Dibatalkan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: Luhut Tawarkan Dua Investasi Potensial ke Elon Musk, Pakar Minta Pemerintah Audit Kekayaan Pejabat Bea Cukai

11 jam lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersalaman dengan CEO Tesla Inc. Elon Musk saat berkunjung ke pabrik perakitan kendaraan listrik Tesla Inc, di Austin, Texas, Amerika Serikat, 26 April 2022. Foto/Istimewa
Terkini: Luhut Tawarkan Dua Investasi Potensial ke Elon Musk, Pakar Minta Pemerintah Audit Kekayaan Pejabat Bea Cukai

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada dua investasi potensial yang ditawarkan kepada Elon Musk di Indonesia.


Nyaris Kembali ke Pusaran Rp 16.000, Kurs Rupiah Melemah Jadi Rp 15.999 per Dolar AS

13 jam lalu

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Nyaris Kembali ke Pusaran Rp 16.000, Kurs Rupiah Melemah Jadi Rp 15.999 per Dolar AS

Kemarin, kurs rupiah ditutup melemah 23 poin ke level Rp 15.978 per dolar AS.


Rupiah Hari Ini Diprediksi Melemah hingga Rp 16.030 per Dolar AS

17 jam lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Hari Ini Diprediksi Melemah hingga Rp 16.030 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini ditutup melemah di rentang Rp 15.960 - Rp 16.030.


Masih Loyo, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.978 per Dolar AS

1 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Masih Loyo, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.978 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah 23 poin ke level Rp 15.978 per dolar AS


Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

1 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.


Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

4 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.


Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

5 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.


6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

5 hari lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?


Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

5 hari lalu

Penumpang pesawat terbang tengah menukarkan uang dolar di Penukaran Mata Uang Asing Bank BTN di Terminal 3 Bandara Sukarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 28 Maret 2024. Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi turun 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.881 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp15.858 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawa
Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.


Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

6 hari lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. TEMPO/Aditia Noviansyah
Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.