“Secara jumlah memang sudah jauh berkurang dibanding dengan tahun tahun sebelumnya, dan hingga saat ini AirNav Indonesia terus bekerja sama, baik melalui pemerintah kota dan kabupaten, Kepolisian, dan TNI setempat untuk mengurangi jumlah penerbangan balon udara secara liar. Kami akan selalu mengutamakan keselamatan dan keamanan penerbangan” tegas Polana.
Polana menegaskan, sosialisasi keselamatan penerbangan terhadap balon udara tradisional yang diterbangkangkan secara liar, akan terus di lakukan seperti tahun-tahun sebelumnya, antara lain dengan pelaksanaan sejumlah program pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan UMKM pada area produktif pembuatan balon udara tradisional. Juga berkoordinasi aktif dengan forum pimpinan daerah serta aparat keamanan setempat untuk sweeping dan penindakan. Ditambah dengan pelaksanaan kampanye akan larangan penerbangan balon udara liar melalui media massa dan media sosial.
Semua program tersebut menjadi bagian dari komitmen AirNav Indonesia untuk menjamin keselamatan penerbangan di ruang udara Indonesia.
“Untuk keselamatan operasional layanan navigasi penerbangan, AirNav telah menyiapkan prosedur mitigasi dari kemungkinan-kemungkinan gangguan keselamatan penerbangan seperti erupsi gunung berapi, cuaca buruk, isu keamanan dan pelepasan balon udara liar pada momen syawalan," kata Polana.
Menurut Polana, kelancaran dan kesuksesan penyelenggaran angkutan udara mudik lebaran tidak lepas dari koordinasi dan kolaborasi yang baik dengan seluruh stakeholder penerbangan.
“AirNav Indonesia selaku operator navigasi penerbangan dalam melaksanakan operasional pelayanan akan selalu berkoordinasi erat dengan seluruh stakeholder penyedia jasa transportasi udara," kata Polana.
Pilihan Editor: Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI