Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Cek Jalan Macet saat Mudik Lebaran

Reporter

Editor

Agung Sedayu

image-gnews
Sejumlah petugas mengatur arus lalu lintas sambil mensosialisasikan jadwal rekayasa jalur one way saat menghapi arus mudik lebaran 2024 di gerbang Tol Kalikangkung, Rabu, 3 April 2024. Sejumlah strategi mengurai kemacetan selama arus mudik dan balik Lebaran 2024 adalah rekayasa jalur one way dan penambahan pintu exit tol. Tempo/Budi Purwanto
Sejumlah petugas mengatur arus lalu lintas sambil mensosialisasikan jadwal rekayasa jalur one way saat menghapi arus mudik lebaran 2024 di gerbang Tol Kalikangkung, Rabu, 3 April 2024. Sejumlah strategi mengurai kemacetan selama arus mudik dan balik Lebaran 2024 adalah rekayasa jalur one way dan penambahan pintu exit tol. Tempo/Budi Purwanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Kebijakan Transportasi bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Pusat Statistik (BPS), serta melibatkan para pakar dan akademisi di bidang transportasi memprediksi jumlah pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 mencapai 193,6 juta orang. 

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pemerintah akan memberlakukan kebijakan yang efektif guna mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik yang menyebabkan kemacetan di simpul dan ruas jalan melalui pola perjalanan, transportasi, dan lalu lintas. 

“Pengaturan waktu mudik, pelaksanaan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih awal, mudik gratis, diskon tarif tol, rekayasa lalu lintas, dan pengaturan lalu lintas, khususnya di daerah yang berpotensi terjadi kepadatan luar biasa,” kata Budi dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. 

Cara Cek Jalan Macet untuk Mudik Lebaran 2024

Untuk menghindari kemacetan, pemudik bisa memantau kondisi lalu lintas secara daring (online) melalui berbagai situs dan aplikasi. Informasi tersebut sangat dibutuhkan, terutama bagi pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, agar perjalanan ke kampung halaman menjadi nyaman dan lancar. 

Cek Jalan Macet di Google Maps

Tak hanya peta lokasi, Google Maps juga menyediakan informasi seputar lalu lintas yang memudahkan pengendara dalam melakukan perjalanan, salah satunya kondisi jalanan padat. Berikut langkah-langkah untuk melihat jalan macet di Google Maps:

- Aktifkan mode GPS di ponsel pintar.

- Buka aplikasi Google Maps.

- Masukkan lokasi asal dan tujuan.

- Setelah rute ditemukan, tekan simbol persegi yang muncul pada tampilan peta.

- Pilih opsi peta ‘Lalu Lintas’ dan sistem akan menunjukkan informasi khusus mengenai kondisi lalu lintas.

- Pada peta Google Maps nantinya akan menunjukkan jalanan dengan tiga warna, yaitu merah (macet), kuning (padat, tetapi masih terdapat ruang antar kendaraan), dan hijau (lancar). 

Di iPhone dan iPad, masyarakat juga bisa memperoleh informasi seputar lalu lintas secara berkala (real-time) tanpa membuka aplikasi Google Maps. Untuk mengaksesnya, pengguna hanya perlu menambahkan gawit (widget). Nantinya, pengguna bisa melihat info kemacetan, kecelakaan, serta perbaikan dan penutupan jalan. 

Berikut tata cara menambahkan widget lalu lintas Google Maps di iPhone atau iPad dengan iOS 11 dan yang lebih baru.

- Pada layar kunci, geser ke kiri atau kanan hingga melihat daftar widget.

- Gulir layar ke atas, lalu ketuk ‘Edit’.

- Pilih tambahkan ‘Google Lalu Lintas’.

- Tekan tombol ‘Selesai’ dan pengguna akan melihat informasi lalu lintas terbaru. 

Selanjutnya: Cara Cek Jalan Macet di Waze, Tol Kita, dan Travoy...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rektor Unpam Bantah Kampus Sumber Kemacetan, Sebut Faktor-faktor Eksternal

2 hari lalu

Universitas Pamulang. (Unpam)
Rektor Unpam Bantah Kampus Sumber Kemacetan, Sebut Faktor-faktor Eksternal

Aktivitas yang terjadi di Unpam sama sekali tak berpengaruh pada kemacetan, lantaran saat Unpam libur sekalipun, macet tetap terjadi.


Asisten Suara Buatan Mahasiswa ITS Ini Bantu Mobilitas Tunanetra, Punya 4 Fitur Berbasis AI

2 hari lalu

Ilustrasi aplikasi Ainetra buatan mahasiswa ITS untuk membantu mobilitas para tunanetra (Dok. ITS News)
Asisten Suara Buatan Mahasiswa ITS Ini Bantu Mobilitas Tunanetra, Punya 4 Fitur Berbasis AI

Aplikasi bernama Ainetra ini memakai sistem voice user interface (VUI), serta realtime video to voice recognition. Berhasil menangkan Gemastik ke-17.


WhatsApp Perbaharui Sistem Pengelolaan Kontak, Simpan Nomor Tidak Wajib Lewat Ponsel

3 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
WhatsApp Perbaharui Sistem Pengelolaan Kontak, Simpan Nomor Tidak Wajib Lewat Ponsel

Pengguna bisa menambah jumlah kontak hingga tidak terbatas pada gawai masing-masing. Nomor tidak perlu disimpan dulu di buku telepon ponsel.


Canva: Indonesia Pasar Ketiga Terbesar di Dunia

3 hari lalu

Head of Product Marketing Canva, Jen Thompson. Sumber: Canva
Canva: Indonesia Pasar Ketiga Terbesar di Dunia

Pengguna aplikasi desain grafis Canva di Indonesia didominasi dari kalangan di sekolah.


Canva Luncurkan Sejumlah Fitur Baru yang Didukung AI untuk Permudah Desain

4 hari lalu

Logo Canva. Google
Canva Luncurkan Sejumlah Fitur Baru yang Didukung AI untuk Permudah Desain

Fitur baru Canva didukung teknologi AI dari Leonardo.Ai.


Cara Mengetahui Apakah WhatsApp Anda Disadap atau Tidak

5 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Cara Mengetahui Apakah WhatsApp Anda Disadap atau Tidak

Berikut ini beberapa langkah sederhana untuk memastikan apakah WhatsApp Anda telah disadap.


BRIN Ajak Masyarakat Ikut Awasi Karhutla Gambut lewat Aplikasi Simocakap

5 hari lalu

Petugas TNI menyemprotkan air untuk memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa 9 Maret 2021. Satgas Karhutla Riau terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran lahan yang masih terjadi di Provinsi Riau agar bencana kabut asap tidak kembali terulang. ANTARA FOTO/Rony Muharrman
BRIN Ajak Masyarakat Ikut Awasi Karhutla Gambut lewat Aplikasi Simocakap

Aplikasi Simocakap yang dikembangkan di Bengkalis, Riau, juga memuat informasi seputar cuaca dan titik api.


Mahasiswa ITS Rancang Aplikasi Pengatur Lalu Lintas Berbasis AI, Berikut 4 Fitur Uniknya

5 hari lalu

Ilustrasi fitur aplikasi SISRI buatan Mahasiswa ITS (Dok. ITS News)
Mahasiswa ITS Rancang Aplikasi Pengatur Lalu Lintas Berbasis AI, Berikut 4 Fitur Uniknya

Mahasiswa ITS mengembangkan sistem lalu lintas berbasis AI. Cara mengatasi kemacetan yang membuat Surabaya merugi Rp 12 triliun per tahun.


Spekulasi soal 'Pintu Raksasa' Benua Antartika di Google Maps: Hanya Batu Es?

9 hari lalu

Bongkahan es raksasa yang terbentuk dari sisi barat Ronne Ice Shelf di Antartika. Kredit: ESA/Earth Observation
Spekulasi soal 'Pintu Raksasa' Benua Antartika di Google Maps: Hanya Batu Es?

Para ilmuwan telah memberikan penjelasan ilmiah yang membantah spekulasi adanya pintu raksasa rahasia di Benua Antartika dalam Google Maps.


Mengenal Apa Itu Aplikasi Temu yang Diblokir Kominfo karena Berbahaya

9 hari lalu

Aplikasi Temu di Play Store. TEMPO/Nufus Nita Hidayati
Mengenal Apa Itu Aplikasi Temu yang Diblokir Kominfo karena Berbahaya

Aplikasi Temu telah diblokir oleh Kominfo karena dianggap berbahaya untuk UMKM di Indonesia. Berikut ini beberapa alasan aplikasi ini diblokir.