TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah lokasi di sepanjang jalan tol Trans Jawa dikhawatirkan bakal jadi titik kemacetan saat puncak arus mudik Lebaran 2024, yang diperkirakan jatuh pada 5-10 April 2024.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta pengaturan khusus terhadap titik penyempitan (bottleneck) arus kendaraan di tol yang ada di Jawa Barat dan rest area karena banyak pertemuan dan tempat istirahat yang kerap menjadi titik kemacetan.
"Seperti di Cipali yang akan tetap dua jalur, dan jalur Cisumdawu dioperasikan, sehingga di KM 152 itu terjadi kontraksi. Kemudian juga rest area butuh kegiatan persuasif yang lebih untuk memperlancar arus," katanya di Bandung Minggu, 31 Maret 2024.
Terkait rencana pengaturan di rest area itu, Budi mengungkapkan bahwa Polda Jabar akan menurunkan jajaran Polwan sebagai langkah persuasif untuk memperlancar arus kendaraan.
"Ini langkah kreatif dengan menurunkan Polwan, yang merupakan langkah persuasif yang baik dan saya apresiasi itu," katanya.
Selain itu, lanjut dia, harus juga ada penanganan dan kebijakan yang tepat terhadap pasar tumpah dengan delmannya yang beroperasi di sana agar para pengemudi delman tidak kehilangan rezeki.
"Seperti memberikan CSR karena kita tidak boleh menghilangkan rezeki mereka. Yang tidak kalah pentingnya adalah lintasan sebidang yang harus diatur dengan baik," ucapnya.
Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan mengatakan kepolisian telah memetakan titik-titik yang perlu diwaspadai saat musim mudik 2024 seperti di KM 152 tol Cipali yang merupakan pertemuan dengan tol Cisumdawu.
"Kemudian di KM 48 pertemuan jalan layang MBZ dan tol Cikampek yang ada di bawah. Seterusnya di KM 87 yang juga akan menjadi bottleneck. Kemudian rest area. Ini masih menjadi potensial terjadinya perlambatan. Oleh Polda Jabar sudah dipetakan dan sudah disiapkan cara bertindaknya," kata dia.
Langkah-langkah yang akan dilakukan kepolisian, kata Aan, mulai dari contraflow, one way, hingga menerjunkan tim urai baik dari Korlantas dalam bentuk kendaraan operasional maupun personel Polwan dari Polda Jabar.
"Ini dengan harapan pada saatnya nanti bisa lebih patuh lagi. Para pengemudi jangan terlalu lama berhenti di jalan yang menjadi sumber kemacetan dan di rest area," ucapnya.
Menurut Aan, dia juga mengantisipasi mulai diberlakukannya tol fungsional Cimanggis-Cibitung yang akan dikoordinasikan dengan Jasa Marga untuk menentukan parameter jumlah kendaraan yang boleh lewat pada setiap jamnya, sehingga bisa dikendalikan.
Selain itu, kata Aan, perhatian juga akan diberikan pada jalan arteri baik jalur Utara ataupun Selatan Jabar, seperti di Gentong, Limbangan sampai ke Tasikmalaya, serta pasar tumpah dan persimpangan sebidang di jalur Utara.
"Ini menjadi pengelolaan yang cukup berat oleh Jabar, namun sudah disiapkan beberapa skema yang akan dilaksanakan mulai dari pengalihan arus, penutupan sementara pada saat puncak arus, kemudian juga ada Contra flow maupun one way sepenggal dan pengelolaan lainnya yang disiapkan," tuturnya.
Kementerian Perhubungan memperkirakan pergerakan masyarakat pada momen lebaran tahun 2024 mencapai 193 juta orang. Jumlah tersebut naik signifikan dibandingkan 2023 sebanyak 123 juta orang di berbagai wilayah Indonesia.
Cukup 30 Menit di Rest Area
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) PUPR mengimbau pemudik menggunakan rest area maksimal 30 menit. Hal ini untuk mencegah terjadinya penumpukan kendaraan.
"Kami juga menyarankan kepada pemudik dapat menggunakan rest area sementara yang bisa dimanfaatkan di sekitar area kantor gerbang tol,” ujar Anggota BPJT Unsur Masyarakat Tulus Abadi di Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024.
Jika rest area di tol terlihat penuh, Tulus mengimbau pemudik keluar terlebih dulu ke jalan arteri untuk mencari rest area terdekat. Setelah istirahat cukup, pemudik bisa melanjutkan perjalanan melalui jalan tol lagi.
Lebih lanjut, Tulus mengatakan, saat ini sudah ada 134 rest area di tol yang beroperasi. Rest area ini terbagi menjadi tiga tipe, yakni tipe A, B, dan C, sesuai fasilitas yang tersedia di dalamnya.
Di Jalan Tol Trans Jawa, ada 60 rest area. Sebanyak 41 rest area termasuk tipe A, 21 rest area tipe B, dan 2 rest area tipe C. Kemudian untuk Jalan Tol Jabodetabek dan Non Trans Jawa, ada 22 rest area. Rinciannya, 18 rest area tipe A dan masing-masing 2 rest area tipe B dan C.
Selanjutnya, di ruas tol di Sumatera, ada 38 rest area yang terdiri dari 22 tipe A, 7 tipe B, dan 9 tipe C. Selain itu, ada 2 rest area tipe A dan 2 rest area tipe C di jalan tol di Pulau Sulawesi.
"Rest area tipe A memiliki area lebih luas dan memiliki fasilitas umum yang lengkap. Mulai dari ATM, toilet, SPBU, klinik kesehatan, bengkel, minimarket, musala, kios, tempat parkir, ruang terbuka hijau, hingga restoran," ujar Tulus.
Sementara itu, rest area tipe B areanya lebih kecil dengan fasilitas ATM center, toilet, warung atau kios, minimarket, musala, restoran, ruang terbuka hijau, dan tempat parkir.
Terakhir, rest area tipe C, memiliki area paling kecil dibanding tipe A dan B. Fasilitas rest area ini terdiri dari toilet, warung atau kios, musala, dan sarana tempat parkir yang bersifat sementara. Bahkan, biasanya rest area tipe C hanya dioperasikan pada momen tertentu, seperti libur panjang atau libur hari raya.
Pertamina akan menyiagakan SPBU Modular di rest area tipe B dan C.
ANTARA | RIRI RAHAYU
Pilihan Editor Kasus Dugaan Korupsi PT Timah, Ini Awalnya Angka Kerugian Negara Rp271 Triliun Itu