TEMPO.CO, Jakarta -- Beberapa kereta api jarak jauh yang berangkat dari Jakarta menuju Surabaya, pada Rabu lalu, mengalami keterlambatan hingga dua hingga tiga jam dari jadwal yang seharusnya karena adanya banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Luqman Arif, Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya, menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan tersebut kepada para pelanggan. Dia menyatakan bahwa keterlambatan perjalanan dan kedatangan kereta api disebabkan oleh pengalihan perjalanan akibat banjir di wilayah Daop 4 Semarang.
"PT KAI mengucapkan permohonan maaf kepada para pelanggan atas terganggunya perjalanan dan kelambatan kedatangan KA akibat pengalihan perjalanan KA imbas banjir di wilayah Daop 4 Semarang," ucapnya.
Kereta api yang terkena dampak keterlambatan antara lain KA Jayabaya, KA Sembrani, KA Pandalungan, KA Majapahit, KA Argo Anggrek, KA Harina, dan KA Gumarang dengan tujuan Stasiun Surabaya Pasarturi.
Pihak PT KAI telah melakukan berbagai upaya untuk memulihkan jalur kereta api di Stasiun Semarang Tawang. Mereka telah mengerahkan peralatan dan petugas untuk memperbaiki jalur yang terdampak banjir agar kereta api dapat kembali melintas.
PT KAI memberikan Service Recovery kepada penumpang yang terkena dampak keterlambatan. Service Recovery tersebut berupa pemberian minuman dan makanan ringan hingga berat kepada penumpang yang terdampak.
Banjir di Kota Semarang, akibat hujan deras sejak Rabu hingga Kamis dini hari, mengganggu perjalanan kereta api di jalur Pantura. Sejumlah kereta api terpaksa dialihkan melalui jalur selatan karena beberapa titik rel terendam banjir, seperti antara Stasiun Semarang Tawang dan Stasiun Alas Tuwa, antara Stasiun Tawang dan Stasiun Semarang Poncol, serta antara Stasiun Mangkang dan Stasiun Kaliwungu. Ketinggian air di atas 10 cm dari atas kop rel membuat tidak mungkin untuk dilintasi oleh kereta api.
Catatan dari Data Informasi Bencana Indonesia
Menurut Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI), terjadi 582 kejadian banjir di seluruh wilayah Indonesia sepanjang tahun 2022. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 50,71% dibanding tahun sebelumnya, yaitu tahun 2021 yang mencatatkan 1.181 kejadian.
Pada tahun 2022–2024, bencana banjir paling sering terjadi di Jawa Tengah, dengan jumlah kejadian sebanyak 243 kali atau lebih dari 30% dari total kejadian banjir di seluruh Indonesia.
Provinsi-provinsi lain dengan jumlah kejadian banjir terbanyak setelah Jawa Tengah adalah Sumatra Utara, Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatra Utara, dan Sulawesi Utara, sesuai dengan rincian yang terlihat pada grafik.
Dari data DIBI, terdapat juga 13 provinsi yang tidak mencatat adanya kejadian banjir pada tahun lalu. Provinsi-provinsi tersebut meliputi Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Banten, Bali, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.
Kota Semarang sering kali menghadapi banjir, yang biasanya disebabkan oleh curah hujan yang ekstrem dan naiknya pasang air laut yang tinggi (Rob), dikarenakan lokasinya yang berada di wilayah pesisir Pulau Jawa.
Namun, selain faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa hal lain yang turut berkontribusi terhadap seringnya banjir di Kota Semarang. Salah satunya adalah topografi wilayah yang curam, mulai dari daerah pesisir hingga perbukitan di bagian selatan.
Kondisi ini menyebabkan sungai-sungai yang mengalir dari hulu ke hilir di wilayah pesisir Semarang memiliki aliran yang cepat. Tak hanya itu, banjir kiriman dari daerah hulu juga turut menjadi penyebab banjir di kota ini.
Selain faktor alami tersebut, BNPB juga mengungkapkan bahwa sistem drainase dan pengelolaan air di Semarang belum optimal. Saluran utama sering kali tergenang, dan saluran-saluran sekunder dan tersier yang tersumbat oleh sampah juga menjadi masalah.
Konsumsi air tanah yang berlebihan di wilayah hilir Semarang juga menjadi faktor lain yang memicu banjir. Menurut BNPB, hal ini dapat menyebabkan penurunan permukaan tanah, dengan tingkat penurunan mencapai 13 sentimeter per tahunnya, seperti yang dilaporkan oleh Westland.org.
MICHELLE GABRIELA | KAKAK INDRA PURNAMA | ANTARA
Pilihan editor: