Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Reporter

Editor

Khairul anam

image-gnews
Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmoko Bris Witjaksono mengatakan ada isu pertanian dan subsidi perikanan belum mencapai kesepakatan dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-13 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada 26 Februari-2 Maret 2024 lalu. 

"Ini menjadi sorotan banyak pihak," kata Djatmiko melalui konferensi pers daring pada Selasa, 5 Maret 2024.

Isu pertanian dan subsidi perikanan menurut Djatmiko sudah sempat dibahas di Konferensi Tingkat Menteri di Bali. Untuk pertanian, diharapkan menjadi stock pailing menjaga ketahanan pangan.

"Itu sudah banyak menjadi diskusi-diskusi dan perkembangan bahkan Indonesia menjadi koordinator kelompok juga menggalang anggota WTO lainnya memiliki kepentingan menjaga ketahanan pangan," ujarnya.

Menurutnya isu ketahanan pangan saat ini semakin strategis dengan dinamika perubahan iklim yang berdampak pada posisi suplai di masing-masing negara.

"Tapi di sisi lain demand tetap karena populasi manusia semakin besar, tentunya ini menjadi salah satu alasan di mana perlu ada solusi permanen yang disepakati seluruh anggota WTO," ujarnya. "Namun rupanya belum berhasil di pertanian itu ada beberapa kepentingan member yang masing-masing negara punya fokus berbeda-beda." 

Dia mengklaim situasi sudah lebih baik dibandingkan pertemuan 2 tahun sebelumnya. Meski belum mencapai konsensus, sudah mulai tumbuh.

"Sekarang sudah mendapat dukungan dari 80 anggota WTO," ucapnya.

Dia berharap nantinya dalam KTM ke-14 ada angin segar untuk menyetujui hal tersebut. Soal subsidi perikanan diklaim telah mendapatkan atensi dan juga menjadi pembahasan yang dominan dalam konferensi dari KTM12 ke KTM13.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Indonesia tentunya punya kepentingan dengan berbagai negara untuk memastikan kami memperoleh spesial different treatment khususnya untuk nelayan," ujarnya,

Djatmiko mengatakan nelayan perlu dukungan pemerintah terutama subsidi untuk kebutuhan hidup sehari-hari nelayan dianggap menjadi suatu yang sah dari kaca mata WTO.

"Tentunya kami juga mempertimbangkan geografis kami yang merupakan kepulauan. Ini adalah hal yang terus kami suarakan," ujarnya.

Negara maju juga dianggap memiliki kepentingan lain, namun soal mereka yang berlayar sampai ke batas-batas wilayah teritorial mencari sumber ikan yang lebih besar.

"Ini juga jadi sorotan banyak pihak, kami tidak ingin itu menjadi hal yang berkontribusi berkurangnya daya dukung perikanan di tingkat global," paparnya.

Dia mengatakan semua negara mempunyai tanggungjawab yang sama untuk memastikan bahwa sumber daya hayati laut menjadi tanggung jawab bersama.

DESTY LUTHFIANI

Pilihan Editor: Sri Mulyani Umumkan THR ASN Dibayar 100 Persen, Pembayaran 10 Hari Sebelum Lebaran

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

1 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.


Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

3 hari lalu

Suporter Indonesia bersorak untuk timnya saat pertandingan Semifinal Piala Asia U23 Qatar 2024 antara Indonesia vs Uzbekistan di Stadion Abdullah Bin Khalifa di Doha, Qatar, 29 April 2024. Perjuangan timnas Indonesia U-23 sepanjang Piala Asia di Qatar selalu mendapat dukungan dari suporter setianya Noushad Thekkayil/NurPhoto
Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.


Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

5 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.


Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

8 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.


Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

9 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.


Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

9 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.


Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

12 hari lalu

Mykola Solsky. wikipedia.org
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar


Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

15 hari lalu

Sejumlah buruh tani menanam benih padi. TEMPO/Budi Purwanto
Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

17 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

17 hari lalu

Seorang pembeli memilih buah Manggis yang dijajakan masyarakat di jalan nasional menuju Banda Aceh, di kawasan Meureudu, Kec. Simpang Tiga, Kab. Pidie, Aceh. Selasa (10/7). ANTARA/Rahmad
Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.