TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui bahwa harga beras tengah mengalami kenaikan. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan harga beras bisa turun seiring dengan jumlah produksi beras yang maksimal.
Menurut dia, penurunan harga beras bakal terjadi seiring berjalannya waktu. Apabila padi ditanam minimal 1 juta ha, maka akan menghasilkan produksi sebesar 2,5 juta ton.
“Tapi kalau di bawah 1 juta ha tanam, maka produksi akan turun dan harga akan bergerak naik,” ujar Arief dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024.
Arief mengatakan, panen raya pada Maret mendatang akan berjumlah 3,5 juta ton, sehingga harga beras diyakini bisa mengalami penurunan.
"Keseimbangan hulu dan hilir penting. Karena kalau dibilang, petani-petani (saat ini) lagi happy, (harga gabah) Rp 8.000-Rp 8.900 per kg, tapi di hilirnya tinggi. Pilih mana? Kalau kami mau (harga beras) Rp 12.000-Rp 13.000 per kg, berarti GKP (Gabah Kering Panen) Rp 5.000 per kg,” tuturnya. Dia pun menyebut bahwa Bapanas harus menyeimbangkan harga yang wajar di tingkat petani, pedagang, hingga konsumen.
Selanjutnya: Sebelumnya, Arief menjamin harga beras akan berangsur turun menjelang Ramadan....