"Sebetulnya untuk sektor-sektor sekunder dan turunannya, sebagai contoh logam dasar dan petrokimia, diprediksi akan digenjot hingga akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi yang berakhir di Oktober 2024. Sektor tersebut bersifat jangka panjang," kata Budi.
Sedangkan pada sektor-sektor lainnya, menurut dia, kemungkinan akan diputuskan investasinya setelah ada kepastian calon pemimpin Indonesia. "Kita tunggu saja hasil resmi perhitungan suara dari KPU (Komisi Pemilihan Umum)," tutur Budi.
Sementara menurut Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada, isu yang diungkapkan oleh Connie belum terlalu direspons oleh pelaku pasar.
"Mayoritas pelaku pasar masih belum terganggu dengan adanya sentimen tersebut. Untuk saat ini, sentimen yang berkembang di market ialah persepsi kemenangan Paslon 02 dari hasil quick count," katanya saat dihubungi Tempo pada Kamis.
Kemenangan kandidat nomor urut 2, menurut dia, berpotensi besar memancing masuknya investor jika dianggap akan meneruskan program Jokowi. Akan tetapi, realisasinya bergantung pada kabinet ke depan.
Bagi pelaku pasar, kata Reza, mereka melihat apakah hal-hal positif yang telah dicapai oleh Presiden Jokowi beserta para kabinetnya dapat diteruskan oleh presiden 2024-2029. Namun, secara riil, bukan hanya soal peralihan kepemimpinan presiden saja, melainkan juga kolaborasi di dalam parlemen agar program-program yang direncanakan dapat dijalankan dengan mulus.
"Ini sih yang menurut saya lebih penting. Problemnya kan untuk meloloskan kebijakan harus ada dukungan dari setiap fraksi. Kalau antarfraksi gak akur kan repot, bisa saling jegal dan gak jalan program-programnya."
Pilihan Editor: Usai Pilpres Harga Pangan Kompak Naik, Beras Premium Tembus Rp 23 Ribu per Kilogram