TEMPO.CO, Jakarta - Beras premium berbagai merek dikabarkan langka di sejumlah minimarket di wilayah DKI Jakarta. Termasuk beras stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) yang dikemas Bulog.
Berdasarkan pantauan Tempo, beras premium dalam kemasan 2,5 hingga 5 kilogram sama sekali tidak ditemukan di Indomaret Fresh Bangka, Jakarta Selatan, Indomaret Boutique, dan Alfamart Kemayoran, Jakarta Pusat. Sedangkan di Alfamidi Bangka Raya Mampang, Jakarta Selatan, hanya ada 6 kantong beras premium berukuran 2,5 kilogram yang dibanderol seharga Rp 69.500 per kemasan. Pembelia juga dibatasi, maksimal dua kemasan karena stok beras yang langka.
“Gara-gara langka, jadi dibatasi cuma dua,” kata petugas yang enggan disebutkan namanya kepada Tempo, Sabtu, 10 Februari 2024.
Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi berjanji beras SPHP akan kembali normal persediannya di ritel modern mulai hari ini, Senin, 12 Februari 2024.
“Insya Allah Senin, (beras premium SPHP) sudah akan normal kembali (di ritel modern),” kata Bayu dalam keterangannya kepada Tempo, Senin, 12 Februari 2024.
Bayu juga mengatakan pengiriman permintaan beras SPHP telah kembali normal dan akan didistribusikan dua kali lipat, yang jumlahnya mencapai 100 ribu ton. Dia mengakui, ada beberapa ritel yang mengalami kehabisan stok beras SPHP beberapa hari lalu. Namun, hal itu bukan karena kekurangan pasokan beras dari Bulog. Melainkan, toko ritel yang terlambat mengisi ulang berasnya. Keterlambatan penyaluran beras juga kemungkinan karena libur panjang selama empat hari, yakni pada 8-11 Februari 2024.
“Termasuk bank yang tidak membuka pelayanan, dan Imlek, yang bagi teman-teman pedagang yang merayakan itu benar-benar tidak ada kegiatan,” ucap dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N. Mandey mengatakan peritel mulai sulit mendapatkan suplai beras premium lokal dengan kemasan lima kilogram. Menurutnya, hal ini terjadi karena Indonesia belum memasuki masa panen dan belum masuknya beras tipe medium yang diimpor pemerintah.
“Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara suplai dan demand (permintaan) inilah yang mengakibatkan kenaikan HET (harga eceran tertinggi) beras pada pasar ritel modern dan pasar tradisional,” ujar Roy dalam keterangan resminya, Ahad, 11 Februari 2024.
Bantah Stok Beras Menipis
Badan usaha milik daerah DKI Jakarta, PT Food Station menyebutkan stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) berada di atas angka stok minimum. Dilansir dari laman resmi Food Station, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang per 9 Februari 2024 adalah 34.590 ton. Jumlah ini meningkat dibandingkan stok awal pada 1 Januari 2024 yang sebesar 32.646 ton.
“Beras di Pasar Induk Cipinang ada lebih dari 34 ribu ton. Berarti sudah di atas angka stok minimum," kata Direktur Utama Food Station, Pamrihadi Wiraryo, kepada Tempo, Sabtu, 9 Februari 2024.
Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas, Arief Prasetyo Adi juga membantah kelangkaan beras premium di sejumlah minimarket Jakarta karena menipisnya cadangan beras pemerintah (CBP). Menurutnya, saat ini stok beras pemerintah mencapai 1,3 juta ton.
“Beras hari ini cukup. Buktinya, main saja ke pasar. Di rumah tangga, pasti ada beras. Enggak mungkin enggak ada. Beras ini ada, pemerintah siapkan, cadangan beras pemerintah sekarang 1,3 juta ton,” ujar Arief di kantor Food Station, Jakarta Timur, pada Senin, 12 Februari 2024.
Dia pun meminta agar Bulog dan Food Station segera menyerap dan mengemas beras di PIBC ke dalam kemasan lima kilogram. Arief memastikan, stok yang banyak di PIBC ini akan segera didistribusikan ke pasar tradisional maupun ritel modern untuk mengatasi kelangkaan beras premium yang terjadi belakangan ini.
“Saya diperintah untuk membereskan Cipinang (beras). Di Cipinang stoknya banyak, tapi di pasar modern sedikit. Kami mau mempercepat cetak-cetak (beras) 5 kilogram yang SPHP dan secepatnya kirim ke pasar-pasar modern,” ujar Arief.
RADEN PUTRI | TIM TEMPO