Penurunan penjualan sepeda motor yang drastis itu, kata dia, adalah tanda buruk untuk pertumbuhan kelas menengah. Lebih lanjut, Tom Lembong menjawab pertanyaan apakah penurunan penjualan sepeda motor ini karena kelas menengah pindah menggunakan mobil.
Menurut Tom Lembong, data penjualan mobil menggambarkan kategori kelompok menengah ke atas. Dia pun menampilkan data tahunan penjualan mobil.
Sama seperti sepeda motor, penjualan mobil juga memuncak pada 2013-2014 sekitar 1,2 juta unit per tahun. Penjualan mobil lalu menurun hingga sedikit naik pada 2017. Setelah itu, penjualan kembali menurun dan ambruk pada saat pandemi Covid.
"Tapi sekarang masih kira-kira 15 persen, di bawah angka 10 tahun yang lalu," tutur Tom Lembong.
Angka penurunan itu tidak sebesar penjualan sepeda motor. Jadi, kata dia, kelas menengah atas tidak terkena dampak negatif sebesar kelas menengah bawah.
Lebih lanjut, Tom Lembong menyampaikan data penjualan barang-barang elektronik, seperti kulkas, mesin cuci, televisi, kipas angin, microwave, dan sebagainya. Menurut dia, data penjualan ini juga menjadi indikator kelas menengah.
Sebab, sebuah keluarga yang bisa mengambil kredit pemilikan rumah (KPR), membeli atau menyewa rumah akan membutuhkan barang-barang elektronik tersebut. "Tapi ternyata, penjualan barang elektronik pun juga turun," tutur Tom Lembong.
Pilihan Editor: Aprindo Ungkap Penyebab Beras Premium Langka di Ritel Modern