TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pangan Nasional atau Bapanas mulai menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan atau bantuan sosial atau bansos beras. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan langkah ini dilakukan untuk menghormati proses Pemilu 2024 yang akan digelar pada 14 Februari 2024.
Meski penyaluran bansos beras ditunda, Arief mengatakan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tetap berjalan seperti biasanya. Penyaluran beras SPHP yang berasal dari cadangan beras pemerintah di gudang Bulog tetap dilakukan guna memastikan ketersediaan stok beras di semua lini pasar.
"Jadi pengiriman stok CBP ke Pasar Induk Beras Cipinang, ke pasar-pasar, ke ritel modern, ini tidak boleh berhenti,” ucap Arief dalam keterangannya pada Kamis malam, 8 Februari 2024.
Untuk itu, ia mengaku telah menugaskan kepada Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi untuk terus mendistribusikan beras SPHP untuk meredam kenaikan harga beras yang kini masih tinggi. “Ini karena beras ini kebutuhannya dalam 1 bulan ada 2,6 juta ton yang diperlukan masyarakat Indonesia," kata Arief.
Ia menekankan komoditas beras memiliki peran strategis, sebab berkontribusi besar terhadap pengendalian inflasi nasional. Pada Januari 2024, Arief mengklaim beras memegang andil yang signifikan dalam menekan inflasi pada angka 2,57 persen.
Arief kemudian meminta maaf kepada penerima penerima bantuan pangan beras atas penundaan penyaluran bansos ini. Namun, ia memastikan bansos beras akan kembali didistribusikan pada 15 Februari 2024.
Dia berujar Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyampaikan padanya untuk menunda pemberian bansos beras selama masa tenang Pemilu. "Ini komitmen kami bersama untuk memastikan Pemilu berlangsung secara tenang, baik, dan lancar," ujarnya.
Kendati demikian, Arief menampik anggapan bahwa langkah ini untuk meredam dugaan politisasi bansos menjelang Pemilihan Presiden 2024. Menurut dia, program bantuan pangan beras ini sebenarnya sudah disiapkan dan dikerjakan cukup lama.
"Jadi bukan Januari Februari kemudian jelang Pemilu, tidak begitu. Dari sebelum sebelumnya memang sudah dikerjakan," kata Arief.
Adapun realisasi bantuan pangan beras sampai 7 Februari, telah mencapai 185,3 juta kilogram. Arief menyebut pagu alokasi CBP untuk penyaluran di 2 bulan pertama tahun ini adalah 440.08 juta kilogram, dengan target sasaran penerima 22.004.077 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Penerima bansos beras ini terdiri dari kelompok desil 1 dengan jumlah 6.878.649 keluarga. Serta desil 2 terdapat 7.474.796 keluarga, dan desil 3 sebanyak 7.650.632 keluarga.
Pilihan Editor: Bansos Beras Dihentikan Sementara Menjelang Pemilu, Stok Bulog Menipis?