TEMPO.CO, Jakarta - Pada Jumat 2 Februari 2024, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah menyatakan resmi mundur dari posisi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Ia mundur dengan alasan akan fokus berkampanye dan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Ketika ditanyakan perihal mundurnya dari posisi Komisaris Utama Pertamina, ia menjawab singkat. "Ya, betul (telah mundur)," kata Ahok ketika dihubungi melalui aplikasi perpesanan kepada Tempo, Jumat, 2 Februari 2024. Jawaban yang sama ia berikan ketika ditanya soal bergabung dalam kampanye Ganjar dan Mahfud.
Tempo sebelumnya sempat menanyakan apakah Ahok akan mundur sebagai Komisaris Utama Pertamina, tetapi saat itu ia mengatakan tidak, karena tidak ikut bertugas dalam kampanye. Kemudian, Ahok menyampaikan bahwa dirinya akan mundur ketika ia ditugaskan ikut berkampanye."Iya pasti akan disiplin ikut (kampanye dan mundur dari jabatan," kata Ahok.
Karier Politik Ahok
Ahok mengawali dunia politiknya karena adanya kendala birokrasi yang menghambat usahanya. Kemudian, ia memutuskan terjun ke dunia politik pada 2003 melalui Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada 2004, ia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Belitung Timur untuk periode 2004-2009.
Setelah berjalan tujuh bulan menjabat sebagai anggota DPRD, banyak rakyat yang mendorong dan memberikan dukungan untuk Ahok menjadi Bupati Belitung Timur. Akhirnya ia menjabat sebagai Bupati. Setelah menjadi bupati, rakyat kembali mendorong Ahok untuk maju dalam pemilihan Gubernur Bangka Belitung pada 2007, tetapi sayangnya ia kalah dalam pemilihan tersebut.
Setelah kekalahannya dalam pemilihan gubernur, ia mencalonkan diri menjadi anggota legislatif dibawah naungan partai Golkar. Keputusannya tersebut membuahkan hasil yang pada akhirnya ia berhasil menduduki kursi Komisi II DPR.
Nama Ahok makin populer. Ia kemudian diangkat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Jokowi pada periode 2012 - 2017. Ketika Jokowi maju dalam pemilihan presiden, Ahok maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dengan menggandeng politikus PDIP Djarot Saiful Hidayat. Namun, pasangan Ahok - Djarot berhasil dikalahkan oleh pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Bergabung dengan Pertamina
Pada 2019, Ahok resmi ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Pertamina oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Ahok mendapatkan tawaran tersebut setelah ia keluar dari penjara dengan kasus penistaan agama yang berkaitan dengan penyebaran video pidatonya terkait surah Al-Maidah ayat 52 di Kepulauan Seribu, Jakarta. Ia berada di dalam penjara selama 2 tahun.
Bersamaan dengan tawaran Menteri BUMN, Ahok juga mulai merapatkan diri ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP. Setelah terbebas, Ahok langsung menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk berdiskusi. Mantan pasangannya dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta Djarot juga mengatakan bahwa Ahok sudah lama ingin bergabung dengan PDIP.
"Dia berkehendak, ya saya bilang boleh. PDIP kan partai terbuka, jadi siapa pun boleh masuk asalkan tetap setia ke Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan konstitusi," kata Djarot
Saat ini, Ahok kembali melanjutkan karier politiknya sebagai kader PDIP dan ikut serta dalam kampanye pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Ia hadir dalam kampanye akbar Ganjar-Mahfud MD di GBK, Sabtu 3 Februari 2024.
ADINDA ALYA IZDIHAR | AMELIA RAHIMA SARI | RIZKI DEWI AYU
Pilihan Editor: Mahfud MD hingga Ahok Mundur, Ini Alasan Pejabat Jokowi Hengkang Menjelang Pilpres 2024