Para pemilih memang sudah menetapkan pilihannya masing-masing. Namun, pukulan terakhir ini dibutuhkan untuk memastikan target masing-masing paslon. “Apakah benar target 02 untuk menang satu putaran bisa diwujudkan? Apakah benar kubu 01 dan 03 bisa tampil kompetitif untuk menahan proses konsolidasi kekuatan 02 dan memaksanya untuk masuk ke permainan yang lebih panjang melalui putaran kedua?” tuturnya.
Ahmad menjelaskan, upaya rekonsolidasi kekuatan di tahap akhir bisa dioptimalkan melalui debat terakhir ini. Terlebih, debat kelima ini akan melibatkan paket komplit Capres-Cawapres untuk maju bersama di atas medan debat.
“Sehingga, publik bisa melihat kualitas kekompakan, kemampuan adu argumen, kapasitas penguasaan materi debat, hingga kemampuan mengelola emosi saat debat berlangsung,” kata dia.
Karena itu, kemampuan paslon dalam menjalani proses debat, termasuk kedisiplinan mereka dalam tidak menciptakan blunder-bulder fatal akan sangat membentuk konsolidasi kekuatan di tahap akhir ini.
Lebih lanjut, dalam debat terakhir ini, Ahmad menilai kubu 01 dan 03 tampaknya masih tetap akan menggunakan strategi yang sama, yakni strategi offensive atau menyerang, untuk mendegradasi kredibilitas kubu 02. “Di sisi lain, kubu 02 tampaknya memang sudah harus menyiapkan mental untuk keroyok lagi oleh kubu 01 dan 03,” ujarnya.
Menghadapi itu, kata Ahmad, kubu 02 tampaknya akan menggunakan pola strategi ganda, di mana Prabowo cenderung menggunakan strategi defensif, tetapi Gibran tergolong berani menggunakan strategi ofensif untuk menghantam lawan debatnya, meskipun kadang dianggap kurang pas oleh standar rival politiknya.
“Jika Prabowo mampu bertarung secara efektif, tidak hanya pasrah diserang seperti yang terjadi di debat ketiga lalu, maka ia berpotensi menciptakan lompatan kecil elektabilitas untuk menggenapi target satu putaran yang ia harapkan,” kata dia.
Pilihan Editor: Rupiah Menguat Tajam di Akhir Pekan Usai The Fed Tahan Suku Bunga