"Kalau kita bicara tentang LFP, 95% produksi LFP ini sudah didominasi oleh China yang handal dalam pasar tersebut. Sedangkan Indonesia itu adalah negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia," imbuh dia.
Tak sampai di situ saja, ia juga mengungkapkan bahwa pendapatan RI dari nikel mengalami peningkatan sebesar lima kali lipat sejak 2015 silam. Oleh karena itu, dia menilai pendapatan dalam negeri bisa terus meningkat apabila Indonesia tidak menghentikan hilirasi
“Tapi katanya ada yang bilang kalau pendapatan dari penjualan nikel itu rendah ya? Sejak 2015 aja, peningkatan ekspor nikel Indonesia sudah melesat 5 kali lipat dengaan angka lebih dari 500 triliun dan kalau kita nggak berhenti hilirisasi, peningkatannya bakal bertambah terus menerus,” tuturnya.
Terakhir, Lutfi menyoroti aksi Gibran dalam debat Cawapres yang menekankan pentingnya pemanfaatan sumber daya nikel. Ia menilai pemanfaatan nikel bisa memperkuat ekonomi Indonesia.
“Dengan pemanfaatan hilirisasi nikel, kita tidak hanya memperkuat ekonomi kita, tapi juga membuka jalan bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin di industri energi bersih,” pungkasnya.
Seperti diketahui, sebelumnya baterai LFP sempat menjadi isu panas dalam debat Cawapres. Gibran mengungkit soal baterai LFP yang sering diungkapkan pasangan Capres dan Cawapres nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Gibran mengatakan, Cak Imin tidak paham soal baterai LFP. Gibran juga mengatakan bahwa saat ini produsen otomotif Tesla masih menggunakan nikel sebagai bahan baku utama pembuatan baterai mobil listriknya.
"Sering bicara LFP, Tesla enggak pakai nikel, ini kan kebohongan publik, mohon maaf. Tesla itu pakai nikel, pak. Dan kita sekarang, Indonesia adalah negara yang punya cadangan nikel terbesar di dunia, ini kekuatan kita, ini bargaining kita. Jangan malah membahas LFP, itu sama saja mempromosikan produknya Cina, pak," kata Gibran kepada Cak Imin.
RIZKI DEWI AYU | TIM TEMPO
Pilihan Editor: Melihat Kembali Gestur Gibran saat Komentari Greenflation di Debat Pilpres, Menunduk Celingak-celinguk..