TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden atau Capres nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal menurunkan biaya hidup rakyat Indonesia bila terpilih dalam Pilpres 2024. Ada sejumlah strategi yang bakal dilakukannya, mulai dari memperbaiki tata kelola pangan, mengembangkan 40 kota, hingga mendorong industrialisasi.
Langkah menekan biaya hidup rakyat itu, menurut Anies, perlu segera dilakukan karena keluhan itu sering disampaikan oleh para pendukungnya selama ini.
“Hampir semua orang yang datang menyampaikan satu kata kunci, biaya hidup dan biaya produksi," ujarnya dalam Acara Dialog Capres bersama Kadin di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat pada Kamis, 11 Januari 2024. "Ketika ketemu petani, nelayan dan semua profesi mengatakan biaya produksi. Ketika ketemu dengan keluarga menyatakan biaya hidup."
Cara pertama untuk menurunkan biaya hidup itu, kata Anies, lewat perbaikan tata kelola pangan. Alasannya, pengeluaran terbesar keluarga di Indonesia saat ini adalah masih untuk membiayai kebutuhan pangan.
“Sebanyak 51 pesen rata-rata dari family spending adalah untuk kebutuhan pangan dan itu jauh lebih besar daripada negara-negara lain tetangga kita,” ucap Anies.
Langkah kedua, kata Anies, dengan mengembangkan lebih dari 40 kota. Ia menegaskan pihaknya tidak akan membangun 40 kota baru, namun mengembangkan kota-kota yang sudah ada.
"Mengembangkan lebih dari 40 kota, di-upgrade ini bukan bikin kota baru," ucap Anies.
Sebab, kata dia, untuk membangun kota baru akan agak lama prosesnya. "Di sini banyak developer, punya pengalaman bikin kota baru. Tapi kita tidak berencana bikin kota baru, kita upgrade kota supaya pusat-pusat pergerakan perekonomian itu bertambah,“ katanya.
Langkah ketiga, dengan mendorong industrialisasi. Menurut Anies, terdapat banyak peluang pengembangan industrialisasi di Indonesia.
“Kita harus melakukan industrialisasi lagi sebagaimana pernah kita kerjakan kalau kesempatan itu di berbagai wilayah Indonesia itu sangat terbuka luas,” kata Anies.
Pilihan Editor: Anies Janjikan Samarinda Masuk Daftar 40 Kota Maju Setara Jakarta: Ketimpangan Harus Diselesaikan