Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati perkembangan geopolitik ke depan, seperti eskalasi ketegangan di Laut Merah sebagai imbas konflik Palestina dan Israel.
“Lalu, penyelanggaraan pemilihan umum yang mencakup 50 persen populasi dunia, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, India, Taiwan, dan tentu Indonesia,” kata Mahendra Siregar.
Secara umum, sentimen ekonomi global cenderung positif pada Desember 2023, didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan narasi soft landing di Amerika Serikat, sehingga mendorong kembalinya aliran dana masuk ke emerging market (EM) dan pendekatan pasar keuangan global termasuk pasar keuangan di Indonesia.
“Volatilitas baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar juga terpantau menurun," ucap bos OJK itu.
Untuk sentimen ekonomi di domestik, neraca dagang Indonesia tercatat surplus dan PMI manufaktur masih ekspansif, sedangkan tingkat inflasi terjaga rendah sebesar di level 2,61 persen (year on year/yoy) pada Desember 2023 dibandingkan November 2023 sebesar 2,28 persen.
"Namun begitu, masih perlu dicermati perkembangan permintaan domestik ke depan, seiring masih berlanjutnya penurunan inflasi inti, penurunan optimisme konsumen, serta melandainya pertumbuhan penjualan barang ritel dan kendaraan motor," ujar Mahendra Siregar.
Pilihan Editor: Kemenhub Larang Tiga Boeing 737 MAX-9 Milik Lion Air Terbang, Ini Penjelasan Lengkap Manajemen