TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengungkapkan perusahaan akan menyediakan 300.000 ton minyak goreng untuk cadangan pangan pemerintah (CPP). Pasokan itu terdiri dari minyak goreng kemasan, termasuk minyak goreng bersubsidi merek MinyaKita.
"Sepanjang tahun ini akan ada sekitar 300.000 ton. Ada minyak apa saja selama minyak kemasan bukan curah," kata Frans saat ditemui di Waskita Rajawali Tower, Jakarta Timur pada Senin, 8 Januari 2024.
Menurut dia, 300.000 stok adalah angka minimum sehingga jumlahnya masih bisa bertambah. Adapun ID FOOD bersama BUMN pangan Perum Bulog telah mendapatkan pinjaman Rp 28,7 triliun dari himpunan bank negara (Himbara) untuk pengadaan CPP ini.
Ihwal harga minyak goreng yang bakal ditetapkan, Frans mengatakan akan patuh pada kebijakan pemerintah. Hal tersebut mengingat Kementerian Perdagangan bakal mengevaluasi kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng, termasuk harga jual MinyaKita.
Soal perubahan harga, Frans menjelaskan biasanya pemerintah akan berdikusi terlebih dahulu dengan pelaku usaha, baik swasta maupun BUMN, serta para distributor.
Begitu diputuskan, kata dia, ID FOOD selaku BUMN harus patuh pada regulasi tersebut. "Nah kami tunggu saja nanti undangan pembahasannya, sampai sekarang kami belum terima," kata dia.
Seperti diketahui, produksi Minyakita merupakan program yang dirilis oleh pemerintah untuk meredam kenaikan harga minyak goreng pada 2022 lalu. Produk tersebut saat ini dibanderol Rp 14.000 per liter.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan pihaknya akan mengevaluasi harga minyak goreng bersubsidi. Menurut dia, harga MinyaKita sudah seharusnya dinaikkan karena biaya produksi yang melambung.
"Harganya bulan depan kami evaluasi, karena kan sudah 1,5 tahun," kata Zulhas saat ditemui di kantornya, Kamis, 4 Januari 2023. Kementerian Perdagangan akan memeriksa penerapan kenaikan HET pada akhir Februari atau setelah Pemilu 2024. Pertimbangannya, kata dia, apakah akan tetap Rp 14.000 per liter atau menjadi Rp 15.000 per liter.
Pilihan Editor: Harga MinyaKita Bakal Naik Setelah Pemilu, Zulhas: Bulan Depan Kami Evaluasi