TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Ekonomi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Irwan Ariston Napitupulu, membandingkan kinerja pasar modal Indonesia pada era kepemimpinan era Joko Widodo alias Jokowi dengan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Saya mau melihat bagaimana sih kinerjanya. Selama ini kita dengar ekonomi bagus, pembangunan bagus. Nah, saya sebagi pelaku pasar modal melihat seharusnya logikanya akan berdampak kepada kinerja IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan),” ujar Irwan dalam acara dialog arah kebijakan investasi dan pasar modal 2024–2029, di Grand Ballroom JS Luwansa, Jakarta Selatan, Senin, 8 Januari 2024.
Menurut Irwan, kinerja pasar modal RI pada era Jokowi terbilang rendah. “Ternyata saya cek, saya kaget juga loh, kok Presiden SBY kinerja pasar modalnya sampai 489 persen, sementara Presiden Jokowi itu sampai 5 Januari 2024 sekitar 46 persen," tuturnya.
Berdasarkan data yang dia sajikan, pada era Presiden SBY, IHSG berada di level 853,39 pada 20 Oktober 2004. Kemudian, IHSG berada di level 5.028,95 pada 17 Oktober 2014. Selama 10 tahun era pemerintahan SBY, IHSG tumbuh 489,29 persen.
Sementara pada era Presiden Jokowi, posisi IHSG berada di level 5.028,95 pada 20 Oktober 2014. Kemudian, IHSG berada di level 7.350,62 pada 5 Januari 2024. Selama pemerintah Jokowi hingga saat ini, IHSG tercatat tumbuh 46,17 persen.
“Kok beda jauh sekali? Ada apa? Something’s wrong? Karena secara feeling seharusnya jauh lebih bagus Presiden Jokowi, seharusnya, kalau saya lihat dengan banyaknya pembangunan,” kata dia.
Irwan pun bertanya-tanya mengenai hal tersebut. Menurutnya, pembangunan yang kian masif seharusnya berdampak positif bagi kinerja pasar modal RI. “Kita sebagai pelaku pasar modal kan pengennya juga mendapatkan imbas positifnya dari pembangunan ini. Tapi kenapa nggak?” ucapnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya mencatat IHSG tumbuh sebesar 6,62 persen secara year-to-date (ytd). Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan IHSG berada di level 7.303,89 per 28 Desember 2023.
“Seiring dengan pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 23,82 persen secara ytd yaitu sebesar Rp 11.762 triliun,” ujar Inarno dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu, 30 Desember 2023.
Sementara itu, kata Inarno, Indonesia Composite Bond Index juga tumbuh sebesar 8,51 persen menjadi 374,20. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 344,78. “Seiring dengan peningkatan aktivitas perekonomian domestik, kegiatan penghimpunan dana melalui pasar modal terus meningkat,” tuturnya.
Pilihan Editor: Analis Ungkap Sentimen yang Memengaruhi IHSG Pekan Depan