TEMPO.CO, Jakarta - Debat capres kedua untuk Pemilu 2024 telah digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Ahad malam, 7 Januari 2024 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Debat yang mempertemukan Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo itu membahas tentang isu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.
Dalam kesempatan itu, calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, menyindir Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang dipimpin oleh Prabowo Subianto. Dia menyatakan ironis karena Kemenhan memiliki anggaran yang sangat besar namun tidak bisa melindungi situs resminya sendiri dari serangan siber pada 2023 lalu.
Baca Juga:
“Ironisnya, Kementerian Pertahanan menjadi kementerian yang dibobol oleh hacker (pada) 2023. Sebuah ironi, karena itu kami ingin mengembalikan Rp 700 triliun anggaran Kementerian Pertahanan (yang) tidak bisa mempertahankan itu,” kata Anies saat menyampaikan visi misinya dalam debat capres.
Lantas, bagaimana sebenarnya awal mula dari peretasan situs Kementerian Pertahanan pada 2023 lalu? Berikut kronologi diretasnya situs Kemenhan yang disinggung Anies dalam Debat Capres 2024 semalam.
Kronologi Peretasan Situs Kemenhan
Isu peretasan situs Kementerian Pertahanan pertama kali menyebar di media sosial X pada Rabu, 1 November 2023 lalu. Saat itu, ada sebuah utas dari pengguna X dengan nama akun @stealmole_int yang menyampaikan bahwa seorang hacker atau peretas dengan nama anonim “Two2”mengaku berhasil meretas situs Kementerian Pertahanan. Hacker itu pun lantas menjual dokumen rahasia dan sensitif dari website tersebut di pasar gelap.
Sebagai bukti, kata dia, hacker itu membagikan tangkapan layar dan menegaskan bahwa server dari Kementerian Pertahanan memiliki data sebesar 1,64 TB. Menurut analisis tanggapan layar yang dibagikan hacker itu, akun tersebut pun mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan bahwa hacker memang berhasil mengakses situs tersebut.
Kala itu belum bisa dipastikan metode yang digunakan hacker untuk menembus situs salah satu lembaga pemerintah itu. Namun, menurutnya, skenario yang mungkin dipakai adalah melalui penggunaan akun yang dibocorkan malware stealer.
“Kami dapat mengonfirmasi bahwa sekitar 1.484 dokumen atau data yang berhubungan dengan Kementerian Pertahanan, tersekspos di web pasar gelap karena malware Stealer,” ujar @stealthmole_int dalam utasnya, dikutip Tempo, Kamis, 2 November 2023.
Pakar keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menjelaskan bahwa peretas “Two2” membagikan beberapa tangkapan layar dari dashboard situs kemhan.go.id di laman BreachForums yang biasa dipakai untuk menjual data hasil peretasan. Salah satunya berisi tentang jumlah penyimpanan yang sudah digunakan oleh Kemenhan sebesar 1,64 terabyte.
Selanjutnya: “Hal ini sedikit berbeda dengan..."