TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo mengatakan budaya populer nusantara dapat dipromosikan lebih luas melalui teknologi digital, yaitu viralisme. Menurut dia, pemasaran konvensional dari diplomat dan duta besar RI juga dapat didorong menjadi tenaga pemasar dan fasilitator untuk mempromosikan budaya populer nusantara.
“Teknologi digital sudah mendunia, kita semua menggunakan itu. Maka ada satu kata namanya viralisme,” Ganjar memaparkan dalam debat ketiga Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, yang digelar pada 7 Januari 2024 di Istora Senayan, Jakarta Pusat.
Ganjar kemudian menyebutkan sejumlah sosok yang di Indonesia mulai dari penyanyi Niki, rapper Rich Brian, hingga ilmuwan Carina Joe. Ganjar menilai jika peran yang dibawa untuk memperkenalkan budaya RI dan menarik potensi kerja sama luar negeri harus difasilitasi.
"Kalau kita lihat Niki, Rich Brian, Carina, Carina itu ilmuwan hebat yang menemukan antivirus AstraZeneca, Niki, Rich Brian, Voice of Baceprot yang kemudian mendunia, kita fasilitasi maka dialah yang bisa menjadi keuntungan bagi Indonesia," Ganjar melanjutkan.
Gelaran debat capres kali ini adalah debat kedua capres dan debat ketiga dari lima rangkaian debat yang dijadwalkan KPU sebelum menghadapi Pilpres 2024 pada 14 Februari mendatang. Tema debat mengangkat isu pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional. Debat malam ini dihadiri ketiga bakal calon presiden, Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Dalam debat kali ini, KPU menerapkan beberapa aturan baru, capres hanya akan menggunakan satu mikrofon built in yang terpasang di podium masing-masing, dan setiap capres diwajibkan menjelaskan singkatan atau istilah asing ke ketika pemaparan dan sesi tanya jawab.
Pilihan Editor: Prabowo Jawab Ganjar dan Anies soal Pembelian Alutsista Bekas: Yang Penting Usia Pakainya