TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia optimistis inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen pada 2024. Untuk 2023, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengatakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) masih terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi IHK pada Desember 2023 tercatat rendah sebesar 0,41 persen (mtm), sehingga inflasi IHK 2023 menjadi 2,61 persen (yoy). "Perkembangan inflasi 2023 ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahun 2022,” ujar Erwin dalam keterangan resmi, dikutip Kamis, 4 Januari 2024.
Menurutnya, inflasi IHK yang rendah secara bulanan pada Desember 2023 dipengaruhi oleh terkendalinya inflasi inti dan inflasi volatile food. Inflasi inti tercatat sebesar 0,14 persen (mtm), tidak berbeda jauh dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,12 persen (mtm). “Terutama disumbang oleh komoditas emas perhiasan, gula pasir, dan rekreasi,” tuturnya.
Sementara inflasi kelompok volatile food menurun dari 1,72 persen (mtm) pada November 2023 menjadi 1,42 persen (mtm), yang mana didukung oleh pasokan yang membaik di daerah sentra produksi.
Adapun kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,39 persen (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,08 persen (mtm). “Kenaikan ini dipengaruhi faktor musiman kenaikan inflasi angkutan udara di periode libur Nataru, serta dampak kenaikan aneka rokok akibat kenaikan tarif cukai tembakau,” kata dia.
Secara tahunan, kata Erwin, inflasi IHK 2023 telah kembali dalam kisaran sasaran. Hal ini ditopang oleh terjaganya berbagai komponen inflasi.
Erwin menjelaskan, inflasi inti 2023 terjaga rendah sebesar 1,80 persen (yoy), sejalan dengan konsistensi kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar Rupiah oleh Bank Indonesia. “Inflasi volatile food juga relatif terkendali sebesar 6,73 persen (yoy),” ucapnya.
Hal ini, didukung oleh eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah dalam mengendalikan harga pangan, termasuk beras dan komoditas pangan strategis lainnya, dari dampak El Nino.
Sementara inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,72 persen (yoy), sejalan dengan minimalnya kebijakan penyesuaian harga komoditas yang diatur oleh pemerintah.
Pilihan Editor: Pekerjaan Rumah Anies, Prabowo, dan Ganjar soal Keamanan Siber Jika Terpilih jadi Presiden