TEMPO.CO, Jakarta - Energy Transition and Climate Partner di Ernest & Young (EY) Singapura Gilles Pascual menyebut masalah pendanaan bukan hambatan utama dalam transisi energi di Indonesia. Ia berujar hambatan utama justru terletak pada aspek nonfinansial, seperti kebijakan.
"Banyak calon investor energi terbarukan yang merasa pembuat kebijakan di Indonesia kurang serius mendukung energi terbarukan," kata Gilles dalam diskusi publik Mengatasi Hambatan Pembiayaan Energi Terbarukan di Indonesia pada Rabu, 13 Desember 2023.
Menurut Gilles, investor tertarik pada pasar Indonesia, tapi proyek yang layak diinvestasikan kurang banyak. Sebab, ada hambatan dari kebijakan dan perizinan. Di sisi lain, kata Gilles, oversupply listrik di Indonesia masih didominasi dari pembangkit berbahan bakar fosil.
Oleh karena itu, Gilles mengatakan keseriusan pemerintah Indonesia mesti diwujudkan dengan menerbitkan rencana penutupan PLTU batu bara. "Ini penting agar investor tertarik berinvestasi di Indonesia," kata Gilles.
Lebih lanjut, Gilles menyebut hambatan lain dari pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia adalah ketentuan soal tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Menurutnya, Indonesia belum memiliki rantai pasok lokal sehingga menghambat pengembangan energi terbarukan, terutama untuk pengembangan pembangkit tenaga surya ataupun angin.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno tidak membantah soal TKDN ini. Presentase TKDN diharapkan besar, tetapi menjadi kendala. Kendala ini pun terjadi pada proyek PLTS Terapung Cirata. TKDN yang mulanya diharapkan 60 persen, diturunkan 40 persen.
"40 persen pun direvisi lagi jadi 23 persen saja," kata Eddy. "Mengembangkan energi terbarukan ada tantangan dan kenalanya. Competitiveness dalam negeri di industri kita juga rendah, sehingga lebih mudah impor."
Sementara soal pensiun dini PLTU batu bara, Eddy mengatakan memang butuh pendanaan besar. Di sisi lain, kata dia, ketika melakukan pensiun dini PLTU batu bara, pemerintah juga harus memastikan ketersediaan sumber energi alternatifnya.
Pilihan Editor: PLN Teken Kerja Sama dengan Perusahaan UEA untuk Kembangkan Smart Grid di RI