“Mas Anies, Mas Anies, saya berpendapat kalau Mas Anies ini agak berlebihan. Mas Anies mengeluh tentang demokrasi. Mas Anies dipilih menjadi Gubernur DKI Jakarta menghadapi pemerintah yang berkuasa. Saya yang mengusung, kalau demokrasi tidak berjalan, Anda tidak mungkin menjadi gubernur,” kata Prabowo.
Dalam catatan Majalah Tempo edisi 28 Oktober 2013, penghasilan Prabowo disumbang dari posisinya sebagai komisaris atau pemilik perusahaan. Sampai di tahun itu, sedikitnya prabowo menguasai 27 perusahaan.
Beberapa di antaranya adalah Karazanbasmunai, perusahaan minyak dan gas di Kazakhstan; Nusantara Energy Group, induk perusahaan di bidang energi; PT Tidar Kerinci Agung, perusahaan sawit; PT Jaladri Swadesi Nusantara, perusahaan perikanan ; PT Gardatama Nusantara, penyedia jasa pengamanan; dan PT Kertas Nusantara, perusahaan kertas.
Jelang Pilpres 2024, Prabowo sempat mengatakan, beberapa perusahaan miliknya berhenti beroperasi akibat 20 tahun tidak berkuasa di pemerintahan. “Banyak aset saya, banyak pabrik saya yang mandek karena saya tidak dapat kredit. Karena saya tidak berkuasa 20 tahun,” kata dia dalam acara Mata Najwa di Universitas Gadjah Mada (UGM), Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat, 22 September 2023.
Meskipun begitu, lanjut Prabowo, dia mengaku tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para karyawannya, tetapi memilih menjual aset. “Saya akui, dalam keadaan terjepit, saya hidupnya dari jual aset,” ucap Prabowo.
MELYNDA DWI PUSPITA | TIM TEMPO
Pilihan editor: Sindir Prabowo-Gibran di Debat Perdana, Anies: Fenomena Orang Dalam Menyebalkan