TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menyebut capres nomor urut 2, Prabowo Subianto tidak kuat menjadi oposisi pemerintahan Jokowi. Padahal, menurut dia, oposisi merupakan posisi yang terhormat dengan koalisi.
“Karena itu, oposisi penting dan sama-sama terhormat. Sayangnya tidak semua orang tahan menjadi oposisi. Beliau (Prabowo) sendiri menyampaikan, bila tidak berada di dalam kekuasaan, membuat tidak dapat berbisnis, tidak bisa berusaha. Karena itu harus ada dalam kekuasaan,” ujar Anies dalam debat Capres di Kantor KPU RI di Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023.
Mendengar pernyataan itu, Prabowo yang juga berdiri di atas panggung debat kemudian menunjukkan mimik berbeda. Anies pun kemudian mengatakan bahwa kekuasaan tidak hanya soal bisnis dan usaha, tetapi untuk menjalankan kedaulatan rakyat.
“Kekuasaan lebih dari soal bisnis, lebih dari soal uang, kekuasaan merupakan kehormatan untuk menjalankan kedaulatan rakyat,” ujar dia.
Hal itu merupakan respon Anies atas pernyataan Prabowo yang menyebut jika demokrasi tak berjalan dengan baik, maka Anies tidak akan menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Prabowo menambahkan, jika Jokowi otoriter, maka Partai Gerindra tidak mungkin memenangkan Anies dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Saat itu, Partai Gerindra bertindak sebagai oposisi pemerintah yang melawan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Prabowo Pernah Bilang Banyak Perusahaannya yang Mandek