Alfons pun memberikan gambaran bahwa ada sekitar 58 ribu perusahaan yang menekuni AI di dunia. Bahkan berbagai negara berlomba-lomba memanfaatkan AI, termasuk Singapura. Indonesia, kata Alfons, agak tertinggal.
Dalam data Global AI Index 2023, Singapura berada di peringkat ketiga di bawah Amerika Serikat dan Cina. “Indonesia yang pengguna internetnya berlipat-lipat dari Singapura bahkan tidak masuk dalam 10 besar,” ucap Alfons.
Selain itu, potensi AI juga saat ini tidak terbatas, karena bisa dimanfaatkan oleh berbagai sektor. Menurut Alfons, semua yang bisa dikomputasikan bisa diefisiensikan dengan teknologi AI.
Mulai dari toko daring atau e-commerce, edukasi, gaya hidup, robotik, sumber daya manusia, health care, gaming, otomotif, media sosial, pemasaran, chatbot, keuangan, astronomi, keamanan, travel, dan transportasi. “Ini yang sekarang sudah dan sedang berjalan. Ke depannya akan lebih banyak lagi sektor yang mengadopsi AI,” tutur dia.
Adapun soal sumber daya manusia di Indonesia, Alfons berujar, cukup berlimpah. Namun, perlu kebijakan yang tepat dan jangka menengah hingga panjang yang konsisten. “Untuk mengembangkan AI,” kata Alfons.
MOH KHORY ALFARIZI | YOHANES PASKALIS
Pilihan Editor: Profil Dirut Telkomsel Nugroho, Pernah Mengisi Beberapa Jabatan Strategis di Perusahaan