TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan kenaikan jumlah rumah tangga usaha pertanian (RTUP) di Indonesia yang bertani di pekarangan rumah alias petani gurem. Pada 2023, terdapat 16,89 juta petani gurem. Jumlah ini meningkat 18,54 persen dibandingkan data 2013.
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengungkap bahwa kenaikan itu dapat disebabkan karena fakor lahan yang semakin menyempit, sehingga banyak petani yang beralih menjadi petani gurem.
"Salah satu konsep petani gurem ini kan yang lahannya sempit. Ini pasti ada korelasinya. Makin ke sini, lahan pasti makin sempit," kata Atqo dalam acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, pada Senin, 4 Desember 2023.
Sebagai informasi, petani gurem merupakan rumah tangga yang yang mengelola atau memiliki tanah baik untuk pertanian maupun tempat tinggal dengan luas kurang dari 0,50 hektar.
Atqo menyebut, dengan adanya kenaikan petani gurem, program pertanian yang dapat dikembangkan bukan lagi penambahan lahan, melainkan peningkatan produktivitas petani.
Selanjutnya: "Jangan-jangan programnya bukan ekstensifikasi...."