TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom yang juga Direktur Center of Economi and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memproyeksikan uang beredar dalam arti luas (M2) hanya naik 4-4,5 persen year on year (YoY) pada akhir Desember 2023 atau sebesar Rp 8.643 triliun. Tahun lalu, Bank Indonesia melaporkan posisi M2 pada Desember 2023 tercatat sebesar Rp 8.525,5 triliun.
“Kenaikan uang beredar tersebut tidak terlalu besar meskipun ada momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru), serta pemulihan mobilitas dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Bhima saat dihubungi pada Sabtu, 2 Desember 2023.
Di sisi lain, kata Bhima, sektor-sektor yang berkaitan dengan industri manufaktur diperkirakan masih akan melambat. Dia menjelaskan, kemungkinan kenaikan suku bunga, biaya produksi, juga mempertimbangkan permintaan pada 2024 yang agak melandai dan melambat.
“Ada juga ekspektasi terhadap kinerja ekspor yang juga akan berpengaruh pada simpanan atau tabungan terutama korporasi,” kata dia.
Adapun sektor yang bakal berkontribusi cukup baik hingga akhir 2023, di antaranya sektor transportasi, pergudangan, dan, informasi komunikasi, termasuk juga listrik, gas, dan air bersih. Bahkan, Bhima mencatat, jika dilihat dari penyaluran kredit modal kerja ke sektor listrik, gas, dan air bersih bis tumbuh 42,9 persen.
Selanjutnya: “Sebagian sektor perkebunan dan peternakan...."