"Jadi kita harus pindahkan ekonominya ke Indonesia, jangan kita bersandar pada impor. Impor itu sesuatu yang pahit," ucap Arief.
Kendati demikian, Arief mengungkapkan kondisi saat ini membuat impor pangan masih diperlukan. Sebab apabila impor tidak dilaksanakan, menurutnya, akan terjadi kekacauan nantinya karena stok yang ada tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.
Adapun Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan Indonesia swasembada beras pada 2025 mendatang. Target tersebut bakal dicapai melalui program cetak sawah di lahan rawa seluas 1 juta hektare tahun depan.
Ia pun mengaku optimistis pada dua tahun mendatang, Indonesia tak akan lagi mengimpor komoditas ini. Adapun program cetak sawah itu akan dilakukan di sejumlah daerah, antara lain Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
"Strateginya, pertama, kita persiapkan alat mesin pertanian karena sekarang sudah tua," kata Amran saat ditemui Tempo di Jakarta Pusat pada Kamis, 2 November 2023.
Pada 2024, Amran mengatakan bakal mengolah 1 juta hektare lahan rawa-rawa dengan target hasil produksi beras 2,5 juta ton beras. Dia berharap langkah ini dapat menekan jumlah impor beras.
Kemudian pada 2025 Kementan akan menggarap 2 juta hektare lahan rawa-rawa untuk lumbung pangan ini. Dengan target hasil produksi sebanyak 7,5 juta ton. Lalu pada 2026, lahan rawa yang akan dimanfaatkan seluas 3 juta hektare dengan target hasil produksi 7,5 juta ton.
RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan editor: Jadi Ketua Dewan Pengawas Bulog, Arief Prasetyo Bakal Tekan Impor: Pindahkan Ekonominya ke RI