TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mau mendukung akselerasi penggunaan electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik di Indonesia. Caranya dengan mendorong penggunaa kendaraan listrik sebagai kendaraan niaga, bukan sekadar kendaraan pribadi.
"Pedagang bakso, es krim, pedagang sate, bisa pakai ini (kendaraan listrik)," tutur Teten dalam acara Inabuyer EV Expo 2023 di Smesco Jakarta pada Kamis, 30 November 2023. "Ini perkembangan luar biasa."
Teten mengatakan kementeriannya bakal membuat skema pembiayaan untuk merealisasikan program ini. Terlebih Kemenkop UKM memiliki program kredit usaha rakyat atau KUR klaster.
"Nanti ada KUR bisa sampai Rp 500 juta. Bisa gandengan produsen dengan asosasi usaha untuk mendapatkan KUR klaster dan saya fokuskan untuk EV brand lokal," ujar Teten.
Rendah Serapan Insentif Motor Listrik bagi Pelaku UMKM
Untuk mengakselerasi penggunaan kendaraan listrik di Tanah Air, sebenarnya pemerintah sudah menyalurkan insentif pembelian sepeda motor listrik bagi masyarakat.
Salah satu sasaran prioritas penerimanya adalah pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), sebelum akhirnya diperluas menjadi satu KTP satu penerima. Akan tetapi, serapan insentif senilai Rp 7 juta tersebut bagi kalangan pelaku UMKM masih rendah.
Sekretaris Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Koko Haryono mememberkan sejumlah penyebabnya, Pertama, soal sosialisasi kepada pelaku UMKM yang cenderung masih rendah. Padahal, kata Koko, mereka membutuhkan jaminan soal servis, charging station, ketika mau membeli sepeda motor listrik.
"Itu perlu dilakukan sosialisasi lebih intens," ujar Koko ketika ditemui di Gedung Smesco Jakarta, Rabu, 29 November 2023.
Menurut Koko, pelaku UMKM mesti diyakinkan manfaat penggunaan sepeda motor listrik. Kemudian, soal harga yang dianggap cenderung lebih mahal. Padahal, kata dia, ada brand tertentu yang menjual murah. Belum lagi jika ditambah subsidi dari pemerintah.
"Pendekatan untuk promosi dan edukasi kepada teman-teman UMKM saya rasa perlu ditambah lagi," tutur Koko.
Pilihan Editor: Soal Merger TikTok dan GoTo, Teten Temui Tokopedia: Jangan Sampai Ada Lagi Praktik Predatory Pricing