TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada semester II-2024.
Sebagai implikasinya, kata dia, imbal hasil surat utang AS masih terus meningkat karena pembengkakan utang Negeri Adidaya. Meski begitu, ia berpendapat perkiraan penurunan bunga acuan Fed tersebut masih di atas target karena harga energi pangan global yang masih tinggi dan pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam yang masih ketat.
Perry menuturkan kondisi suku bunga Fed yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lama merupakan salah satu karakteristik ketidakpastian yang masih tinggi dan gejolak ekonomi global di tahun depan.
Selain suku bunga Fed dan inflasi, karakteristik ketidakpastian lainnya yang dihadapi seluruh negara saat ini yakni pertumbuhan ekonomi yang lambat dan berlainan, dimana terdapat kemungkinan pertumbuhan global akan menurun ke 2,8 persen pada 2024, sebelum meningkat ke level 3 persen pada 2025.
Gejolak global berdampak negatif ke seluruh negara dunia