Farida mengatakan bahwa perusahaan terus meningkatkan porsi ekspor secara terukur tanpa mengabaikan kebutuhan dalam negeri, khususnya Domestic Market Obligation (DMO). Hingga kuartal III 2023, Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi DMO tercatat sebesar 51 persen.
Lebih lanjut, Farida mengaku PTBA menghadapi berbagai tantangan pada tahun ini, di antaranya adalah penurunan harga batu bara dan fluktuasi pasar. Harga rata-rata batu bara ICI-3 mengalami penurunan sekitar 33 persen, dari US$ 128,5 per ton pada Januari-September 2022 menjadi US$ 86,3 per ton pada Januari-September 2023.
Selain itu, biaya produksi juga mengalami peningkatan, terutama pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan. Oleh karena itu, PTBA terus berupaya untuk memaksimalkan peluang di pasar dalam negeri dan peluang ekspor guna menjaga performa yang baik.
“Kami menaikkan porsi penjualan ekspor di tahun 2022 mungkin sekitar 35-38 persen, sekarang di tahun 2023 sudah di atas 40 persen. Selain itu juga kami berupaya menjaga operasional,” ucap Farida.
DEFARA DHANYA | YOHANES MAHARSO
Pilihan editor: KAI dan PTBA Teken Kerja Sama: Pengangkutan Batu Bara Diperkirakan Capai 35 Juta Ton pada 2027