TEMPO.CO, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) buka suara soal potensi delisting saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun pengumuman potensi delisting itu disampaikan BEI pada Rabu, 22 November 2023.
"Dapat kami sampaikan bahwa pengumuman potensi delisting tersebut merupakan bagian dari peraturan BEI dimana setiap emiten yang telah menjalani suspensi saham lebih dari 6 bulan akan mendapatkan pengumuman potensi delisting tersebut," kata SVP Corporate Secretary PT Waskita Karya Emy Puspa Yunita melalui keterangan tertulis, Kamis, 23 November 2023.
Emy optimistis dapat menyelesaikan review MRA dan mendapatkan persetujuan kreditur perbankan maupun pemegang obligasi. Dengan begitu, suspensi saham Waskita dapat segera dibuka kembali pada triwulan I 2024 dan delisting tidak dilakukan. Sebab, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh BEI, potensi delisting saham terjadi apabila suspensi saham berlangsung sekurang-kurangnya 24 bulan dari waktu pengumuman suspensi.
"Artinya, potensi dilakukannya delisting terhadap saham Perseroan baru akan terjadi paling cepat pada bulan Mei 2025," kata Emy.
Ia mengatakan saat ini Waskita sedang dalam tahap akhir proses persetujuan atas usulan skema restrukturisasi kepada akreditur perbankan dan pemegang obligasi. Sampai dengan saat ini, kata Emy, mayoritas kreditur perbankan yang mewakili lebih dari 80 persen nilai utang outstanding telah menyetujui skema restrukturisasi yang diusulkan Perseroan.
"Sebagai bagian dari proses restrukturisasi tersebut, Perseroan juga terus melakukan diskusi intensif dengan seluruh pemegang obligasi terkait skema restrukturisasi agar dapat segera disetujui melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO)," kata dia.
Menurut Emy, persetujuan atas restrukturisasi Waskita merupakan titik penting untuk dapat segera mengimplementasikan skema restrukturisasi. Sehingga, Waskita mampu melakukan manajemen cash flow secara optimal untuk menghasilkan siklus kegiatan operasional yang lebih sustain. "Hal ini juga dapat membantu Perseroan untuk menyelesaikan kewajiban kepada seluruh kreditur baik perbankan, pemegang obligasi, maupun vendor."
Lebih lanjut, Emy mengklaim Waskita sudah kembali kepada core business-nya sebagai kontraktor murni. Perseroan juga sangat selektif dalam memilih proyek baru. "Terutama dalam hal kepastian pembayaran, terdapat uang muka dan skema pembayaran monthly payment serta telah melalui Komite Manajemen Risiko Konstruksi sehingga proyek-proyek yang didapatkan oleh Waskita dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu serta memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan," kata dia.
Adapun, kata Emy, saat ini Waskita dipercaya mengerjakan lebih dari 90 proyek yang sedang berjalann dan tersebar di seluruh Tanah Air. Termasuk 8 proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan nilai kontrak baru hingga Oktober sebesar Rp 12 triliun sebagai sumber EBITDA baru.
"Waskita terus berkomitmen untuk menjalankan kegiatan operasional sebagaimana mestinya dan tetap fokus untuk menyelesaikan proyek-proyek yang sedang berjalan serta terus konsisten dalam menerapkan tata kelola yang baik," ujarnya.
Pilihan Editor: Eks Dirut Waskita Destiawan Soewardjono Didakwa Perkaya Diri Sendiri Sebesar Rp 5,8 Miliar