TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan ekonomi dunia melambat dengan ketidakpastian yang masih tinggi. Hal tersebut disampaikan dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada 22-23 November 2023.
Menurut Perry, ekonomi Amerika Serikat masih tumbuh kuat didorong leh konsumsi rumah tangga dan sektor jasa yang berorientasi domestik. “Sementara ekonomi Cina membaik, didukung oleh konsumsi dan dampak stimulus kebijakan fiskal,” ujar Perry dalam paparan yang disiarkan langsung YouTube Bank Indonesia pada Kamis, 23 November 2023
Secara keseluruhan, kata dia, BI masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi global 2023 sebesar 2,9 persen dan melambat menjadi 2,8 persen pada 2024. Sedangkan inflasi di negara maju masih di atas target dengan tekanan yang mulai mereda.
Dengan perkembangan inflasi itu, suku bunga kebijakan moneter, termasuk Federal Funds Rate, diperkirakan bertahan tinggi dalam jangka waktu yang lama (higher for longer). Selain itu, yield obligasi pemerintah negara maju, khususnya AS (US Treasury), naik tinggi karena premi risiko jangka panjang (term-premia) terkait tingginya kebutuhan untuk pembiayaan fiskal.
“Ketidakpastian pasar keuangan masih berlanjut dan berpengaruh terhadap volatilitas aliran modal dan tekanan nilai tukar di negara emerging market,” ucap Perry.
Baca Juga:
Perry juga menjelaskan saat ini BI menahan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate alias BI7DRR sebesar 6 persen. “Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6 persen,” tutur dia.
Selain itu, suku bunga deposit facility juga tetap 5,25 persen dan suku bunga lending facility tsebesar 6,75 persen. Keputusan ini, kata dia, tetap konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor (imported inflation). “Sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3 plus 1 persen pada 2023 dan 2,5 plus 1 persen pada 2024,” ucap Perry.
Pilihan Editor: Pasca TikTok Shop Ditutup, Teten Sebut 20 Persen Pembeli Beralih ke Tokopedia, Shopee, dkk