TEMPO.CO, Jakarta - Majalah bisnis asal Amerika Serikat, Forbes, selalu memperbarui daftar orang terkaya di dunia melalui pemeringkatan Real Time Billionaires. Daftar orang paling tajir ini juga termasuk orang terkaya di Asia pada November 2023.
Asia merupakan benua dengan jumlah penduduk paling padat di dunia. Dari banyaknya orang-orang tersebut, beberapa di antaranya berhasil menjadi konglomerat dan mengumpulkan harta kekayaan lebih banyak dibandingkan yang lainnya. Berdasarkan Forbes Real Time Billionaires per 20 November 2023, orang terkaya di Asia masih didominasi oleh taipan dari India dan Cina.
Lantas, siapa saja orang terkaya di Asia November 2023? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
1. Mukesh Ambani (India)
Orang terkaya di Asia November 2023 yang pertama adalah pengusaha asal India, Mukesh Ambani. Dia merupakan bos dari dari perusahaan pemilik kompleks pengolahan minyak terbesar di dunia, Reliance Industries. Selain itu, dia juga memiliki berbagai bisnis yang bergerak di banyak sektor. Salah satunya adalah penyedia layanan jaringan 4G di seluruh India. Melansir dari Forbes Real Time Billionaires, per 20 November 2023 kekayaan bersih Mukesh Ambani adalah US$ 91,4 miliar.
2. Zhong Shanshan (China)
Zhong Shanshan adalah taipan asal Cina yang menjadi salah satu orang terkaya di Asia selanjutnya. Dengan kekayaan berjumlah US$ 64 miliar, dia merupakan Chairman dari perusahaan botol minuman ternama di Negeri Panda, Nongfu Spring. Shanshan juga menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan pembuat vaksin dan alat tes hepatitis, Beijing Wantai Biological Pharmacy Enterprise. Pada 2021 lalu, perusahaan farmasi ini sukses meraup pendapatan hingga 5,8 miliar yuan.
3. Gautam Adani (India)
Konglomerat India, Gautam Adani adalah pemilik dari perusahaan konglomerasi Adani Group. Diketahui, Adani Group kini telah menaungi enam perusahaan besar yang terdaftar di India dan bergerak di berbagai bidang bisnis. Adapun jumlah dari harta kekayaan Gautam Adani sebesar US$ 51,4 miliar. Angka ini mengalami penurunan dari Juli lalu yang tercatat sebesar US$ 51,8 miliar.