TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas merespons soal neraca perdagangan Indonesia yang kembali surplus selama 42 bulan berturut-turut. Meskipun neraca perdagangan surplus, menurutnya, terjadi tren penurunan akibat adanya tekanan ekonomi global dan penurunan harga komoditas global.
"Kementerian Perdagangan berupaya untuk memitigasi hal tersebut,” ujar Zulhas dalam keterangannya, Kamis, 16 November 2023.
Adapun neraca perdagangan mencatatkan surplus sebesar US$ 3,48 miliar. Surplus Oktober ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar US$ 5,31 miliar dan defisit migas US$ 1,84 miliar. Surplus Oktober 2023 melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020.
Namun secara kumulatif, pada periode Januari hingga Oktober 2023 neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 31,22 miliar. Angka surplus ini lebih rendah US$ 14,22 miliar jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Surplus tersebut disumbang sektor nonmigas sebesar US$ 47,02 miliar dan defisit sektor migas sebesar US$ 15,81 miliar.
Sepanjang Januari-Oktober, total nilai ekspor mengalami penurunan sebesar 12,15 persen secara tahunan. Pada Januari-Oktober 2023 total ekspor tercatat sebesar US$ 214,41 miliar, sementara pada Januari-Oktober 2022 tercatat US$ 244,06 miliar. Badan Pusat Statistik mencatat, penurunan terbesar terjadi pada pertambangan dan lainnya sebesar 20,80 persen.
Sedangkan total nilai impor Indonesia periode Januari-Oktober 2023 mengalami penurunan sebesar 7,77 persen secara tahunan. Pada Januari-Oktober 2023 impor tercatat sebesar US$ 183,19 miliar, sementara pada Januari-Oktober 2022 nilai impor tercatat US$ 198,62 miliar. Penyumbang utama penurunan impor bahan baku penolong yang turun 12,65 persen.
Zulhas menjelaskan berdasarkan negara mitra dagang, surplus perdagangan Oktober 2023 terjadi dengan beberapa negara. Di antaranya India dengan nilai sebesar US$ 1,45 miliar, Amerika Serikat sebesar US$ 0,93 miliar, dan Filipina US$ 0,91 miliar.
Sedangkan negara penyumbang defisit perdagangan pada Oktober 2023 adalah Singapura sebesar US$ 0,91 miliar, Australia US$ 0,40 miliar, dan Thailand US$ 0,18 miliar. Kendati demikian, Kementerian Perdagangan menyatakan optimistis surplus neraca perdagangan akan terus berlanjut ke periode berikutnya.
Pilihan Editor: Ekonomi RI Kuartal Tiga 2023 4,94 Persen, Pengamat: Ini di Bawah Ekspektasi Pasar