TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, terdapat beberapa permasalahan dalam Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, seperti masalah lebar rel yang membuat rel aus hingga masalah serbuk besi yang memicu korsleting. Beberapa permasalahan ini berujung pada banyaknya pengguna LRT Jabodebek yang mengeluh karena waktu tunggu dianggap terlalu lama untuk transportasi publik. Akibatnya, mereka memutuskan untuk keluar dan mencari moda alternatif.
Melihat permasalahan ini, Anggota DPR RI Komisi V, Suryadi Jaya Purnama, mengatakan perlu adanya upaya tertentu untuk menemukan penyebab utamanya. “Kita meminta agar LRT Jabodebek diaudit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan),” ujar Suryadi dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, 16 November 2023.
Audit ini, kata Suryadi, juga harus dilakukan bersama para ahli perkeretaapian seperti dari akademisi, profesional, dan masyarakat agar tidak terjadi hasil audit di luar aspek teknis. “Seperti yang pernah yang terjadi saat BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) mengaudit tentang impor KRL,” tuturnya.
Adapun saat ini, waktu tunggu kereta LRT Jabodebek mencapai 30 menit di jam sibuk (05.00–09.00 WIB) dan 1 jam pada saat jam tidak sibuk (10.00–15.00 WIB). Waktu tunggu ini dianggap berbeda dengan kondisi saat awal pengoperasian LRT Jabodebek.
Sebelumnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI pada 7 November 2023 lalu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, mengatakan penyebab lamanya waktu tunggu ini karena harus diistirahatkannya 18 trainset LRT Jabodebek untuk pembubutan roda yang aus. Menhub menilai hal ini berdampak pada berkurangnya kereta yang dapat dioperasikan.
Sementara Menhub menargetkan perbaikan roda aus LRT Jabodebek akan selesai dan beroperasi normal pada Desember 2023. “Oleh karena itu, kami minta Kemenhub memperhatikan penyebab masalah ausnya roda LRT Jabodebek,” kata Suryadi.
Adapun analisis yang berkembang di masyarakat, yakni adanya pelanggaran peraturan teknis terkait dengan standar lebar rel yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012 Tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api.
“Sehubungan dengan harus diistirahatkannya 18 trainset untuk pembubutan roda yang aus dan hanya 8 trainset yang digunakan, kami mengusulkan agar operasional LRT Jabodebek sekalian saja dihentikan sementara,” ujar anggota fraksi PKS itu.
Menurutnya, penghentian operasional LRT Jabodebek diperlukan hingga proses audit dan penanganannya sudah selesai. “Agar keamanan dan keselamatan warga pengguna terjamin,” katanya.
Pilihan Editor: Hati-hati, ASN Pose Jari Dukung Capres Bisa Dipecat, Ini 10 Pose yang Dilarang