TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler yang banyak mendapat perhatian pembaca adalah tentang rincian biaya haji yang naik menjadi Rp 105 juta. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama Hilman Latief membeberkan pemicu usulan biaya haji 2024 yang naik ketimbang biaya haji pada tahun 2023.
Selanjutnya adalah berita mengenai Manajemen Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia yang merespons seruan boikot produk yang berafiliasi ataupun mendukung Israel atas serangan yang dilakukannya terhadap Palestina. Seruan boikot atas produk multinasional, baik dari Amerika Serikat maupun Eropa, yang dituding pro Israel ini marak ditemukan di sejumlah platform media massa.
Lalu berita tentang Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka suara soal revisi target penarikan utang di anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2023 yang dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Jokowi sebelumnya meneken Peraturan Presiden atau Perpres Nomor 75 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 130 Tahun 2022 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2023 pada 10 November kemarin.
Kemudian berita terkait konser Coldplay yang digelar di Jakarta. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat terjadi lonjakan jumlah penumpang kereta api di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu,15 November 2023.
Berikut rangkuman berita terpopuler Tempo.co.
- Biaya Haji 2024 Diusulkan Naik jadi Rp 105 Juta, Begini Rinciannya
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama Hilman Latief membeberkan pemicu usulan biaya haji 2024 yang naik ketimbang biaya haji pada tahun 2023.
Hal ini menindaklanjuti usulan yang sebelumnya disampaikan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR soal biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2024 sebesar Rp 105 juta. Biaya itu naik dibanding yang dikenakan pada 2023 sebesar Rp 90 juta.
Hilman menjelaskan, biaya haji 2024 terpaksa diusulkan naik di antaranya karena perubahan asumsi nilai tukar rupiah.
"Biaya Haji 2023, disepakati dengan asumsi kurs 1 USD sebesar Rp 15.150 dan 1 SAR sebesar Rp 4.040. Sementara Usulan Biaya Haji 2024 disusun dengan asumsi kurs 1 USD sebesar Rp 16.000 dan 1 SAR sebesar Rp 4.266," kata Hilman di Jakarta, Selasa, 14 November 2023.
Akibat selisih kurs tersebut, kata Hilman, kenaikan biaya layanan tak bisa dihindari. Adapun kenaikan biaya layanan tersebut diterjemahkan ke dalam tiga jenis.
Pertama, layanan yang harganya tetap atau sama dengan tahun 2023. Adapun kenaikan dalam usulan BPIH 2024 terjadi karena adanya selisih kurs. "Misalnya, transportasi bus salawat. Kami mengusulkan biaya penyediaan transportasi bus salawat tahun ini sama dengan 2023, sebesar SAR146. Tapi asumsi nilai kursnya berbeda. Sehingga ada kenaikan dalam usulan," katanya.
Berita lengkap bisa dibaca di sini.
Selanjutnya: Respons Coca-Cola soal Seruan Boikot Usai Dituding Dukung Israel…