TEMPO.CO, Jakarta - Pakar keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menyoroti transaksi dalam kasus nasabah PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang kehilangan uang senilai Rp 68,5 juta dari rekening tabungannya. Menurut Pratama, transaksi yang dilakukan dalam kasus tersebut aneh.
“Sangat jarang pelaku (peretas atau hacker) melakukan pembobolan rekening dengan cara melakukan transaksi berulang dengan nominal kecil,” ujar Pratama saat dihubungi pada Selasa, 14 November 2023.
Menurut dia, hal itu akan sangat mudah diketahui oleh korban karena biasanya akan menerima notifikasi jika ada transaksi yang dilakukan. Pelaku, kata Pratama, biasanya akan memilih melakukan pembobolan dengan melakukan transaksi transfer ke rekening bank lain, karena bisa dilakukan dalam jumlah besar dalam satu kali transaksi.
Sehingga jika korban menyadari ada transaksi yang tidak mereka lakukan dan menghubungi customer service untuk melakukan pemblokiran rekening, mereka sudah berhasil mendapatkan uang. “Dengan nominal yang cukup besar,” tutur Pratama.
Namun, Pratama mengatakan, untuk saat ini semua hanya bisa menunggu hasil investigasi resmi dari pihak BCA. Karena jika pembobolan dilakukan melalui aplikasi m-banking, data yang diperlukan untuk melakukan investigasi seharusnya cukup banyak. Karena seharusnya juga ada data lokasi pada saat aplikasi m-banking dipergunakan.
“Selain itu juga seharusnya terdapat data-data lainya seperti perangkat apa yang dipergunakan, IMEI (International Mobile Equipment Identity), MSISDN (Mobile Subscriber Integrated Services Digital Network Number), dan sebagainya, yang akan memudahkan pihak BCA untuk melakukan investigasi,” kata Pratama.
Sebelumnya, salah satu nasabah BCA bernama Evita menceritakan pengalamannya kehilangan uang senilai Rp 68,5 juta dari rekening tabungannya. Laporan kehilangan ini pertama kali dibagikan oleh seorang YouTuber, yakni Mr Bert.
Dalam video itu, Evita membeberkan transaksi janggal telah dilakukan sejak 23 September hingga 26 September 2023 melalui QR Code. Transaksi ini dilakukan secara berulang dengan nominal tiap kali transaksi Rp 1 juta. Data tersebut baru diketahui Evita usai menghubungi BCA.
“Saya tuh kehilangan saldo di bank BCA melalui mbanking BCA sebesar Rp 68,5 juta. Saya tahunya 26 September malam, mau transfer lewat mbanking itu saldo saya kurang. Terus saya cek saldo ternyata tinggal Rp 10 juta sekian,” ujarnya melalui unggahan Youtube Mr Bert, dikutip Tempo, Senin, 13 November 2023.
Kemudian, wanita asal Jawa Tengah itu mengaku langsung menghubungi pihak perbankan bersangkutan, HaloBCA. Ia menghubungi HaloBCA untuk meminta pemblokiran rekening dengan alasan terkena pembajakan.
Sementara itu, BCA mengatakan pihaknya sedang melakukan penelusuran lebih lanjut terkait kasus ini. “Sehubungan dengan kejadian yang menimpa salah satu nasabah di Salatiga, dapat kami sampaikan bahwa saat ini kami masih melakukan investigasi lebih lanjut,” ujar Hera kepada Tempo, Senin.
MOH KHORY ALFARIZI | DEFARA DHANYA PARAMITHA
Pilihan Editor: Terpopuler: Rekam Jejak Aqua dan Unilever yang Diduga Dukung Israel, Gibran Dikritik karena Borong Barang di Lampung