Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Kembali Menjadi Negara Paling Dermawan, PIRAC: Namun Regulasi Belum Mendukung

image-gnews
Kotak-kotak berisi pasokan kemanusiaan dari Indonesia untuk warga Palestina, berada di atas truk saat akan diperiksa oleh tentara Israel sebelum masuk ke Gaza di perbatasan Nitzana di Israel 9 November 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Kotak-kotak berisi pasokan kemanusiaan dari Indonesia untuk warga Palestina, berada di atas truk saat akan diperiksa oleh tentara Israel sebelum masuk ke Gaza di perbatasan Nitzana di Israel 9 November 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Iklan

TEMPO.CO, JakartaIndonesia kembali menjadi negara paling dermawan di dunia versi World Giving Index atau WGI 2023. Indonesia berada di peringkat pertama untuk keenam kalinya secara berturut-turut dengan skor 68, sama dengan skor yang diraih pada 2022. 

Peneliti filantropi dari Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) Hamid Abidin menyebut, laporan tersebut membuktikan bahwa kegiatan filantropi atau kedermawanan sosial di Indonesia masih diakui sebagai yang terbaik di dunia, meski kurang didukung regulasi pemerintah.

"Tantangan terbesar justru datang dari regulasi yang seharusnya berperan memfasilitasi dan mendukung kemajuan sektor filantropi. Karena, skor ini terbukti berkontribusi dan berperan penting membantu pemerintah mengatasi berbagai masalah sosial," kata Hamid dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 10 November 2023.  

Hamid menyebut, pascakasus kasus penyelewengan dana sosial lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT), pemerintah khususnya Kementerian Sosial memperketat perizinan dan pelaporan sumbangan melalui penerapan Peraturan Menteri Sosial atau Permensos No. 28/2021 mengenai Penyelenggaraan PUB (Pengumpulan Uang atau Barang). Sayangnya, Permensos ini disusun mengacu pada Undang-undang 9/1961 tentang PUB (Pengumpulan Uang atau Barang) dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 29/1980 tentang Penyelenggaraan Sumbangan yang sudah usang dan tak sejalan dengan perkembangan filantropi.

Menurutnya, kebijakan ini menghambat dan menyulitkan banyak lembaga filantropi untuk menggalang sumbangan masyarakat karena mereka dipaksa untuk patuh terhadap regulasi yang sudah usang dan tidak tidak bisa diterapkan. Kebijakan PUB ini juga berpotensi mengkriminalisasi pegiat lembaga filantropi, khususnya mereka yang terlibat dalam penanganan bencana.

"Selain itu, mekanisme perizinan dan pelaporan 3 bulan sekali yang diterapkan dalam regulasi tersebut juga menyulitkan mereka untuk mendukung program-program jangka Panjang pemerintah, termasuk pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGS," ucap Hamid.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hamid menilai pemerintah dan DPR abai, kurang peduli, dan tidak mendukung perbaikan regulasi tersebut. Padahal, terungkapnya kasus ACT telah membuat Komisi 8 DPR RI maupun Kementerian Sosial berkomitmen dan berjanji untuk segera merevisi regulasi tersebut. Namun faktanya DPR tidak memasukkan revisi UU PUB dalam Prolegnas (Program Legislasi Nasional) Prioritas 2023-2024, sementara pemerintah juga tidak berinisiatif mengajukan revisi Undang-undang tersebut ke DPR.

Menurut Hamid, pemerintah dan DPR menerapkan standar ganda dalam memperlakukan filantropi. “Pada saat membutuhkan dukungan dan sumber daya, misalnya saat terjadi bencana atau krisis ekonomi, pemerintah mendekati pegiat filantropi dan mendorong mereka terlibat dan berkontribusi. Namun, di sisi lain, pemerintah menerapkan kebijakan yang restriktif yang justru menghambat perkembangan sektor filantropi dan menghalangi mereka untuk membantu pemerintah," ujar Hamid. 

Hamid mendesak pemerintah untuk segera membenahi regulasi sektor filantropi, salah satunya dengan merevisi UU PUB dan peraturan turunannya yang mengatur tentang penggalangan sumbangan. Kalapun revisi Undang-undang tidak dimungkinkan dalam waktu dekat, pemerintah bisa merevisi Peraturan Pemerintah dan Permenkes yang menjadi turunannya. Hal itu merupakan solusi jangka pendek yang bisa ditempuh karena di PP dan Permensos itulah banyak diatur hal-hal teknis yang kurang sesuai dengan perkembangan zaman dan menghambat kemajuan sektor filantropi.

Sebagai informasi, World Giving Index atau WGI adalah laporan tahunan tentang kedermawanan di seluruh penjuru dunia yang diterbitkan oleh Charities Aid Foundation (CAF). Laporan ini disusun dengan menganalisis hasil survei lebih dari 2 juta responden di 142 negara di seluruh dunia yang dikumpulkan oleh Gallup sejak 2009. Analisis data untuk laporan WGI 2023 dilakukan berdasarkan jajak pendapat secara global yang melibatkan 147.186 responden untuk menggambarkan kondisi kedermawanan di berbagai penjuru dunia selama tahun 2022.

Pilihan Editor: Ini Sikap Anies, Ganjar dan Prabowo soal Program Hilirisasi Jokowi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profil Tory Burch, Desainer Masuk Daftar Tokoh Paling Berpengaruh 2024 Versi Majalah TIME

7 hari lalu

Tory Burch. AP/Kathy Willens
Profil Tory Burch, Desainer Masuk Daftar Tokoh Paling Berpengaruh 2024 Versi Majalah TIME

Desainer ternama Tory Burch masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia 2024 versi majalah TIME. Siapa dia?


Raih Penghargaan MusiCares, Jon Bon Jovi Beri Penghormatan untuk Bruce Springsteen

3 Februari 2024

Ikon musik rock Amerika Bon Jovi tampil memukau ribuan penggemarnya yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 11 September 2015. Bon Jovi akan melanjutkan turnya ke Bangkok, Kuala Lumpur, Seoul, Makau, Taipei, Abu Dhabi, dan Tel Aviv. TEMPO/Nurdiansah
Raih Penghargaan MusiCares, Jon Bon Jovi Beri Penghormatan untuk Bruce Springsteen

Jon Bon Jovi telah memberikan kontribusi luar biasa terhadap rock and roll dan kepeduliannya terhadap tunawisma


Indonesia Kembali Sandang Gelar Negara Paling Dermawan versi Charities Aid Foundation

20 Desember 2023

Gedung bertingkat di jalan Sudirman, Jakarta, 2 April 2020. Tempo/Tony Hartawan
Indonesia Kembali Sandang Gelar Negara Paling Dermawan versi Charities Aid Foundation

Menyandang gelar negara paling dermawan di dunia enam kali berturut-turut versi Charities Aid Foundation (CAF), membuat Indonesia pantas bangga.


Terkini: Indonesia Kembali Jadi Negara Paling Dermawan di Dunia; Strategi Anies, Ganjar, dan Prabowo untuk Pasar Modal

10 November 2023

Kotak-kotak berisi pasokan kemanusiaan dari Indonesia untuk warga Palestina, berada di atas truk saat akan diperiksa oleh tentara Israel sebelum masuk ke Gaza di perbatasan Nitzana di Israel 9 November 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Terkini: Indonesia Kembali Jadi Negara Paling Dermawan di Dunia; Strategi Anies, Ganjar, dan Prabowo untuk Pasar Modal

Indonesia kembali menjadi negara paling dermawan di dunia versi World Giving Index (WGI) dengan presentase 68 persen.


Keenam Kalinya, Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan versi World Giving Index 2023

10 November 2023

Kotak-kotak berisi pasokan kemanusiaan dari Indonesia untuk warga Palestina, berada di atas truk saat akan diperiksa oleh tentara Israel sebelum masuk ke Gaza di perbatasan Nitzana di Israel 9 November 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Keenam Kalinya, Indonesia Jadi Negara Paling Dermawan versi World Giving Index 2023

Jadi negara paling dermawan, Indonesia berada di peringkat pertama untuk keenam kalinya secara berturut-turut dengan skor 68, sama dengan skor yang diraih pada 2022.


Sosok Shiv Nadar, Filantropi Paling Dermawan India Sumbang Sekitar Rp 11,5 Miliar Per Hari

5 November 2023

Shiv Nadar. Wikipedia
Sosok Shiv Nadar, Filantropi Paling Dermawan India Sumbang Sekitar Rp 11,5 Miliar Per Hari

Shiv Nadar ditahbiskan sebagai sosok filantropi paling dermawan di India selama 2 tahun berturut-turut. Sehari ia mendonasikan sekitar Rp 11,5 miliar


Perusahaan dan Organisasi Filantropi Indonesia Menyumbang Ratusan Miliar Rupiah untuk Philanthropy Asia Alliance

22 September 2023

Perwakilan organisasi filantrofi dan perusahaan dalam panel Voice of Alliance di Philanthropy Asia Summit 2023. Dok. Philanthropy Asia Alliance
Perusahaan dan Organisasi Filantropi Indonesia Menyumbang Ratusan Miliar Rupiah untuk Philanthropy Asia Alliance

Apa alasan organisasi filantropi ini menyumbang ratusan miliar rupiah?


Organisasi Filantropi Bentuk Philanthropy Asia Alliance, Kumpulkan Dana Rp 11 Triliun

22 September 2023

Lim Boon Heng, Chairman PAA dan Chairman Temasek Holdings, menyampaikan pidato sambutan di Philanthropy Asia Summit 2023. Dok. Philanthropy Asia Alliance
Organisasi Filantropi Bentuk Philanthropy Asia Alliance, Kumpulkan Dana Rp 11 Triliun

Philanthropy Asia Alliance mengumpulkan dana lebih dari Sing$ 1 miliar atau lebih dari Rp 11 triliun dari 80 organisasi filantropi.


Fliantrop Howard Buffett Khawatir Perhatian Masyarakat ke Ukraina Turun Tahun Depan

21 September 2023

Howard Buffett, seorang pengusaha dan dermawan, berbicara saat wawancara dengan Reuters, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina 20 September 2023. REUTERS/Yurii Kovalenko
Fliantrop Howard Buffett Khawatir Perhatian Masyarakat ke Ukraina Turun Tahun Depan

Filantrop Howard Buffett khawatir perhatian masyarakat Barat terhadap perang di Ukraina bisa berkurang pada tahun mendatang.


Filantropi Jepang Kenalkan Budaya dan Sistem Pendidikan Negeri Sakura buat Kemajuan SDM

28 Agustus 2023

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) dan Kaisar Jepang Naruhito (kedua kiri) didampingi Permaisuri Masako melambaikan tangan ke arah wartawan di veranda Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin 19 Juni 2023. Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako yang merupakan lawatan pertama ke Indonesia sejak naik takhta tahun 2019 lalu. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Filantropi Jepang Kenalkan Budaya dan Sistem Pendidikan Negeri Sakura buat Kemajuan SDM

Filantropi asal Jepang Yuma Muranushi menginginkan untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia.