Rachmat mencatat, Indonesia memiliki penjualan mobil sebanyak 1 juta unit setiap tahunnya. Penjualan motor pun rata-rata mencapai 6 juta setiap tahun. Karena itu, dia menilai industri otomotif adalah sektor yang sangat penting bagi indonesia.
Rachmat pun menuturkan dampak ekonomi dari industri ini juga sangat besar karena Indonesia tidak hanya konsumen tapi juga produsen. Berdasarkan catatannya, Indonesia memproduksi sekitar 1,5 juta mobil dan sekitar 40 persen di antaranya diekspor. Nilai ekspornya mencapai Rp 70 triliun tahun lalu. Serta mendatangkan investasi asing sebanyak Rp 22 triliun. Lalu, kontribusi ke PDB mencapai 4 persen.
"Ini salah satu manufaktur terbesar dan melibatkan 1,5 juta pekerja," kata dia.
Dengan demikian, Rachmat menggarisbawahi industri otomotif harus menjadi tiang ekonomi. Tetapi apabila melihat tren global, ia mengatakan dunia sudah mulai beralih ke kendaraan listrik. Dia menyebutkan, sejak Paris Agreement pada 2016, penggunaan kendaraan listrik di dunia itu naik 50 persen setiap tahunnya.
Sementara Indonesia mayoritas masih menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil atau BBM. Namun, Rachmat meyakini Indonesia juga segera melakukan transisi ke kendaraan listrik. Apabila itu terjadi, dia juga berharap Indonesia tidak hanya menjadi konsumen kendaraan listrik tetapi juga produsen.
"Dunia sudah shifting dari motor bakar ke kendaraan listrik. Indonesia tinggal menunggu waktu. Sekarang tinggal kita putuskan kita mau pasrah atau aktif," kata dia.
Pilihan Editor: Soekarno-Hatta Masuk Daftar Bandara Paling Ramah Keluarga di Dunia, Ini Fasilitas yang Tersedia