TEMPO.CO, Jakarta - Financial Planner Expert sekaligus Head of Advisory and Investment Operations PINA, Rista Zwestika Reni, mengatakan jumlah investor di Indonesia terus meningkat bersamaan dengan kerugiannya yang juga semakin tinggi.
“Begitu banyak orang jadi seorang investor tapi kerugian dari investasi semakin tinggi. Ini fenomenanya apa? orang berbondong-bondong ingin cepat kaya, cepat cuan, belajar menganalisa keuangan perusahaan, tapi tidak pernah berpikir apakah kondisi keuangan sudah aman,” ujar Rista dalam acara gathering di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 31 Oktober 2023.
Adapun data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor di indonesia pada per September 2023 mencapai 11,7 juta. Angka ini lebih dari tiga kali lipat jika dibandingkan pada 2020, di mana jumlah investor hanya sebanyak 3 juta.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan kerugian investasi bodong mencapai Rp 112,2 triliun. Angka ini jauh jika dibandingkan dengan tiga tahun lalu, yakni sebesar Rp 5,9 triliun.
Menurut Rista, tingginya kerugian ini diakibatkan dari ketidaktahuan soal investasi, ditambah belum memahami bagaimana mengatur kondisi keuangan. “Makanya pada merugi investasi bodong,” tuturnya.
Adapun sebelum berinvestasi, kata Rista, harus dimulai dengan melakukan tes kesehatan keuangan dengan mengecek nerasa dan arus kas. “Ini untuk memastikan net worth asset positif dan untuk melihat arus kas bersih positif,” kata financial planner itu.
Selanjutnya: Untuk menciptakan kesehatan keuangan....