TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), terus menunjukkan performa positif di kuartal III 2023. Dalam periode 9 bulan pertama tahun 2023, perusahaan berhasil mencapai laba bersih sebesar Rp 3,8 triliun.
Dari sisi pendapatan, PTBA mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 27,7 triliun. Nilai total aset perusahaan hingga 30 September 2023 mencapai Rp 36 triliun.
"Pencapaian laba bersih didukung oleh peningkatan kinerja operasional perseroan sepanjang Januari-September 2023," tulis manajemen PTBA dalam keterangan tertulisnya pada Senin, 30 Oktober 2023.
Hingga kuartal III tahun 2023, PTBA telah menghasilkan total produksi batu bara sebesar 31,9 juta ton. Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 15,2 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 yang mencapai 27,7 juta ton. Peningkatan produksi ini sejalan dengan peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 14,9 persen yaitu mencapai 27 juta ton.
Selama kuartal III tahun 2023, PTBA juga berhasil mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 24,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara itu, pencapaian kewajiban Domestic Market Obligation (DMO) mencapai 51 persen.
Namun, PTBA menghadapi berbagai tantangan di 2023, seperti penurunan harga batu bara dan fluktuasi pasar. Harga rata-rata batu bara ICI-3 mengalami penurunan sekitar 33 persen, dari US$ 128,5 per ton pada Januari-September 2022 menjadi US$ 86,3 per ton pada Januari-September 2023.
Selain itu, biaya produksi juga mengalami peningkatan, terutama pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan. Oleh karena itu, PTBA terus berupaya untuk memaksimalkan peluang di pasar dalam negeri dan peluang ekspor guna menjaga performa yang baik.
"Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal," kata manajemen PTBA.
Pilihan Editor: Ekonom Ingatkan Anies, Ganjar, dan Prabowo: Melanjutkan IKN, Beban Berat APBN